JAKARTA - Sedikitnya 55 orang tewas akibat banjir parah di Eropa Barat, yang disebabkan oleh apa yang para ahli gambarkan sebagai curah hujan terberat dalam satu abad.
Di Jerman, sekitar 1.300 orang "diasumsikan" hilang di distrik Ahrweiler, yang berada di negara bagian Rhineland-Palatinate, kata pemerintah setempat.
Banjir bandang menyapu bagian barat dan selatan negara itu, menyebabkan bangunan runtuh, kata polisi setempat, Kamis 15 Juli.
Jerman yang paling parah dilanda dengan 49 orang tewas, sementara enam orang tewas di Belgia. Luksemburg dan Belanda juga terpengaruh.
"Di beberapa daerah kami belum pernah melihat curah hujan sebanyak ini dalam 100 tahun," kata Andreas Friedrich, juru bicara layanan cuaca Jerman kepada CNN seperti dikutip Jumat 16 Juli.
"Di beberapa daerah kami telah melihat lebih dari dua kali lipat jumlah curah hujan yang menyebabkan banjir dan sayangnya beberapa struktur bangunan runtuh," sambungnya.
Wilayah Jerman di Rhine-Westphalia Utara, Rhineland-Palatinate dan Saarland terkena dampak terburuk, tambah Friedrich.
Total curah hujan ekstrem diamati Rabu hingga Kamis pagi di sebagian besar Jerman barat dan wilayah Benelux, dengan Rhine-Westphalia Utara dan Rhineland-Palatinate melihat total curah hujan tertinggi, menurut Ahli Meteorologi CNN Brandon Miller.
Petak luas negara bagian ini melihat curah hujan 24 jam total antara 100-150 mm (3,9-5,9 inci), yang mewakili lebih dari satu bulan curah hujan di wilayah ini.
Sementara, Cologne mencatat curah hujan 154 mm (6 inci) hanya dalam 24 jam yang berakhir Kamis pagi, hampir dua kali lipat rata-rata bulanan untuk Bulan Juli sebesar 87 mm (3,45 inci).
Di Rhine-Westphalia Utara, negara bagian terpadat di Jerman, 30 orang ditemukan tewas, kata juru bicara pemerintah negara bagian itu. Menurut juru bicara itu, sedikitnya 50 orang juga terluka dalam banjir tersebut dan jumlah orang yang hilang tidak jelas.
Ada pun di Rhineland-Palatinate, sedikitnya 19 orang ditemukan tewas, tetapi jumlah itu diperkirakan akan meningkat, terang juru bicara polisi di Koblenz. Pada Kamis pagi di distrik Bad Neuenahr-Ahrweiler, lebih dari 1.000 polisi dan petugas darurat dipanggil, kata pemerintah setempat.
Kanselir Jerman Angela Merkel, yang sedang dalam kunjungan luar biasa ke Amerika Serikat mengatakan, mengatakan banjir mematikan yang melanda beberapa bagian negaranya adalah bencana.
"Di sini, di Washington, pikiran saya juga selalu bersama orang-orang di tanah air kami," tutur Merkel pada konferensi pers pada Hari Kamis menjelang pertemuannya dengan Presiden Joe Biden.
"Tempat-tempat damai sedang mengalami bencana pada jam-jam ini, bisa dikatakan tragedi. Hujan deras dan banjir adalah kata-kata yang sangat tidak memadai untuk menggambarkan ini -- oleh karena itu benar-benar bencana," paparnya.
Merkel mengatakan, fokus saat ini adalah pada penyelamatan dan tanggapan segera kepada mereka yang terkena dampak banjir. Merkel juga mengatakan, dirinya sudah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan Olaf Scholz, untuk menyusun strategi bantuan keuangan jangka panjang untuk membantu pemulihan.
"Saya berduka untuk mereka yang kehilangan nyawa dalam bencana ini - kami belum mengetahui angka-angka ini tetapi akan ada banyak," lirih Merkel.
Hujan lokal yang lebih deras mengakibatkan banjir bandang yang ekstrem. Di Reifferscheid, hujan yang luar biasa 207 mm (8,1 inci) turun hanya dalam sembilan jam, menurut Basis Data Cuaca Parah Eropa.
Perubahan iklim
Di Belgia, setidaknya enam orang tewas dalam banjir di wilayah selatan Wallonia, afiliasi CNN RTBF melaporkan Kamis, mengutip hakim yang bertugas di kantor kejaksaan Verviers dan gubernur provinsi Liège.
Wilayah Wallonia berbatasan dengan Rhine-Westphalia Utara. Banjir juga telah mengganggu jaringan kereta api nasional Belgia, Infrabel, menghentikan layanan di selatan negara yang berbahasa Prancis, kata perusahaan itu dalam keterangannya.
Raja Philippe dari Belgia mengunjungi kota Chaudfontaine, di provinsi Liège, setelah dilanda banjir parah, dengan Italia telah mulai mengirim kru pencarian dan kendaraan ke Wallonia, kata badan Perlindungan Sipil Italia dalam sebuah pernyataan.
"Kami benar-benar tersentuh oleh parahnya bencana itu. Pikiran kami tertuju pada para korban, keluarga mereka, dan semua orang yang harus dievakuasi dalam keadaan darurat dari daerah bencana," tutur Philippe.
Seperti Italia, pekerja dari Badan Perlindungan Sipil Prancis tiba di Provinsi Liege, Belgia untuk membantu upaya pemulihan dan penyelamatan.
Uni Eropa juga mengaktifkan mekanisme tanggap darurat sipil untuk membantu daerah Belgia yang terkena banjir, Komisi Uni Eropa mengatakan Kamis dalam sebuah pernyataan.
"Belgia, Luksemburg, Belanda, Jerman dapat mengandalkan bantuan UE untuk menghadapi banjir dramatis ini. Pikiran saya bersama para korban peristiwa tragis ini dan dengan semua yang harus membangun kembali apa yang telah hilang. Saya ingin berterima kasih kepada semua penyelamat. tim atas bantuan mereka yang tak ternilai dan upaya tanpa henti," tulis Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel di Twitter.
Terpisah, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mentweet tawaran dukungan kepada negara-negara yang diterjang banjir.
"Mengejutkan melihat banjir dahsyat di Jerman, Luksemburg, Belanda, dan Belgia. Pikiran saya bersama keluarga para korban dan semua yang terkena dampak. Inggris siap memberikan dukungan apa pun yang diperlukan dalam upaya penyelamatan dan pemulihan," cuit PM Johnson.
Di Belanda, Kota Maastricht telah meminta penduduk distrik Heugem dan Randwyck untuk meninggalkan rumah mereka sesegera mungkin, karena naiknya air di sungai Meuse.
"Air di Meuse naik dengan cepat. Kami memperkirakan air akan melintasi dermaga di Randwyck/Heugem sekitar pukul 3 pagi. Ini berarti air akan berakhir di jalan-jalan dan rumah-rumah," tulis Dewan Kota Maastricht dalam keterangannya.
BACA JUGA:
Dengan perubahan iklim, udara yang lebih hangat menahan lebih banyak uap air. Curah hujan ekstrem adalah hasil dari area tekanan rendah yang bergerak lambat, yang memungkinkan sabuk konveyor udara hangat dan lembab untuk memicu badai petir yang kuat dan membawa curah hujan yang lebat dan tahan lama, menurut layanan cuaca nasional Jerman, DW