JAKARTA - Prancis siap mengakhiri lockdown. Setelah sempat menerapkan kebijakan pembatasan wilayah selama beberapa pekan, otoritas kini sedang menyusun langkah untuk membuka kembali akses pergerakan manusia pada 11 Mei mendatang.
Wali Kota Paris Anne Hidalgo mengatakan, sejak 9 April lalu, otoritas telah menyediakan hand sanitizer di seluruh Kota Paris sebagai langkah awal dalam mengantisipasi pemberhentian lockdown. Cara yang jelas lebih "longgar" untuk menahan penyebaran COVID-19.
Melansir Reuters, langkah antisipasi tersebut dilakukan karena mereka akan kembali mengaktifkan banyak kegiatan, termasuk sekolah-sekolah yang akan dibuka kembali. Karenanya, halte bus di Paris maupun pintu masuk metro akan dilengkapi dengan hand sanitizer, sembari mewajibkan penumpangnya menggunakan masker.
Tak hanya itu, hand sanitizer juga disediakan secara gratis di ruang publik lain, seperti kolam renang, stadion olahraga, jalanan, dan fasilitas kesehatan. Demi menyukseskan langkah itu, Hidalgo telah menggandeng sebuah perusahaan yang berkutat di papan iklan, JCDecaux untuk mulai membuat skemanya.
Perihal mewajibkan penggunakan masker di tempat umum, Hidalgo mengungkap hal itu masih diskusikan lebih lanjut. "Mengingat betapa padatnya langkah-langkah yang akan diambil, ini benar-benar menyita perhatian saya," kata Hidalgo.
BACA JUGA:
Pemerintah Prancis saat ini tengah dikritik oleh warganya atas kekuarangan masker dan alat uji COVID-19. Untungnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron langsung merespons dengan berucap janji kepada warga Prancis untuk menguji siapa saja yang menunjukkan gejala COVID-19 dan memberikan masker kain kepada warganya mulai 11 Mei.
Meski begitu, Hidalgo menambahkan bahwa beberapa jalan di Paris tetap akan tertutup untuk sementara bagi pengguna mobil. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menjaga agar polusi dari kendaraan tak semakin memperburuk penyebaran COVID-19, yang diketahui menyerang ke sistem pernapasan.