Lapangan Udara Rusia Kembali Terkena Serangan Jarak Jauh, Analis: Miliki Arti Penting dan Simbolis
Pembom Tu-95 Rusia di Pangkalan Udara Engels. (Wikimedia Commons/Dmitriy Pichugin/Russian AviaPhoto Team)

Bagikan:

JAKARTA - Lapangan udara milik Rusia kembali terbakar pada Hari Selasa, menjadikannya yang ketiga, sehari setelah dua pangkalan udara Rusia juga mengalami hal yang sama, merujuk pada serangan pesawat tak berawak.

Pejabat di Kota Kursk Rusia, yang terletak lebih dekat ke Ukraina, merilis gambar asap hitam di atas lapangan terbang pada Selasa dini hari. Gubernur mengatakan sebuah tangki penyimpanan minyak di sana telah terbakar, tetapi tidak ada korban jiwa.

Itu terjadi sehari setelah Rusia mengonfirmasi bahwa mereka telah dihantam oleh apa yang dikatakannya sebagai drone era Soviet, di pangkalan udara Engels, rumah bagi armada pembom strategis raksasa Rusia, dan di Ryazan, hanya beberapa jam perjalanan dari Moskow.

Kyiv tidak secara langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi merayakannya.

"Jika Rusia menilai insiden itu sebagai serangan yang disengaja, itu mungkin akan menganggapnya sebagai beberapa kegagalan perlindungan pasukan yang paling strategis sejak invasi ke Ukraina," kata Kementerian Pertahanan Inggris pada hari Selasa, melansir Reuters 6 Desember.

"Rantai komando Rusia mungkin akan berusaha untuk mengidentifikasi dan menjatuhkan sanksi berat, pada perwira Rusia yang dianggap bertanggung jawab atas terjadinya insiden tersebut," sambung kementerian.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan tiga tentara tewas dalam serangan di Ryazan. Meskipun serangan itu menyerang sasaran militer, Rusia mencirikannya sebagai terorisme dan mengatakan tujuannya adalah untuk melumpuhkan pesawat jarak jauh Moskow.

The New York Times, mengutip seorang pejabat senior Ukraina, mengatakan drone yang terlibat dalam serangan Hari Senin diluncurkan dari wilayah Ukraina, dan setidaknya satu serangan dilakukan dengan bantuan pasukan khusus yang dekat dengan pangkalan.

Kendati, Ukraina tidak pernah mengakui tanggung jawab atas serangan di dalam Rusia. Ditanya tentang serangan itu, Menteri Pertahanan Ukraina Oleskiy Reznikov mengulangi lelucon lama, ledakan di pangkalan Rusia disebabkan oleh perokok yang ceroboh.

"Sangat sering orang Rusia merokok di tempat yang dilarang untuk merokok," selorohnya.

Sementara itu, Penasihat Presiden Ukraina Oleksiy Arestovych melangkah lebih jauh, mencatat Engels adalah satu-satunya pangkalan yang dimiliki Rusia yang dilengkapi sepenuhnya untuk pembom raksasa yang digunakan Rusia dalam serangan di Ukraina.

"Mereka akan mencoba menyebarkan (pesawat strategis) ke lapangan terbang, tetapi semua ini mempersulit operasi melawan Ukraina. Kemarin, berkat 'rokok' yang tidak berhasil, kami mencapai hasil yang sangat besar," tukasnya.

Terpisah, komentator Rusia mengatakan di media sosial, jika Ukraina dapat menyerang sejauh itu di dalam Rusia, itu mungkin juga dapat mengenai Moskow.

“Kemampuan angkatan bersenjata Ukraina untuk mencapai sasaran militer jauh di dalam wilayah Federasi Rusia memiliki arti yang sangat simbolis dan penting,” tulis analis militer Ukraina Serhiy Zgurets di situs web Espreso TV.

Diketahui, pembom jarak jauh Tupolev besar yang ditempatkan Rusia di pangkalan udara Engels adalah bagian utama dari persenjataan nuklir strategisnya, mirip dengan B-52 yang dikerahkan oleh Amerika Serikat selama Perang Dingin.

Rusia telah menggunakannya dalam kampanyenya sejak Oktober untuk menghancurkan jaringan energi Ukraina dengan gelombang serangan rudal hampir setiap minggu.

Adapun Pangkalan Engels, dekat Kota Saratov, berjarak setidaknya 600 km (372 mil) dari wilayah terdekat Ukraina.