JAKARTA - Perjuangan bayi Zedrick Madoginog pasti akan membuat orang terharu, setelah lahir empat bulan lebih cepat, beratnya hanya 500 gram dan harus melawan infeksi, sebelum akhirnya berat badannya bertambah dan kondisinya berangsur membaik hingga akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit di Uni Emirat Arab (UEA).
Ketangguhannya yang luar biasa dirayakan sebagai keajaiban kecil oleh para dokter dan orang tuanya, yang tidak menyangka bayi ini dapat bertahan hidup karena kelahirannya yang sangat prematur.
Bagaimana tidak, Zedrick harus disadarkan dengan bantuan alat saat lahir, menghabiskan enam minggu dengan ventilator, berjuang melawan infeksi dan menjalani operasi laser di matanya.
"Ini akan menjadi perjalanan yang tidak akan pernah saya lupakan," kata ibu Zedrick, Maricel Madoginog yang berasal dari dari Filipina dan bekerja di Dubai Ambulance Service, begitu juga suaminya Keith, melansir The National News 16 Juli
"Saya meneteskan air mata setiap kali menceritakan penantian yang tak terbatas, masa depan yang tak terduga, menemukan kekuatan baru, dan menghargai setiap momen yang berlalu, ketika saya melihat putra saya bernapas dan berjuang untuk tetap hidup," haru Maricel.
"Itu adalah perjalanan rollercoaster dari serangkaian intubasi dan ekstubasi," tandasnya.
Ini bermula dari infeksi intrauterin yang biasanya terjadi ketika selaput janin, plasenta atau cairan ketuban yang melindungi bayi yang belum lahir, terinfeksi. Hal ini dapat menimbulkan risiko serius bagi ibu dan bayi jika tidak diobati, karena adanya bakteri yang memasuki jaringan di sekitar janin.
Gejalanya meliputi demam, keluarnya cairan dari leher rahim dan dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung pada ibu dan bayi. Biasanya, ini diobati dengan antibiotik. Tetapi dalam kasus yang serius, dapat menyebabkan kerusakan otak atau masalah neurologis pada ibu.
Tes penanda septik pada bayi meningkat secara signifikan dan kultur darah pertama menumbuhkan bakteri streptokokus grup B, yang mengonfirmasi infeksi tersebut.
"Secara kebetulan, dalam kasus ini, usia kehamilan bayi tidak pasti karena ketidakteraturan siklus menstruasi ibu, sehingga sulit untuk menentukan usia kehamilan yang tepat," terang Dr. Mais Ibrahim, spesialis kebidanan dan kandungan di NMC Royal Hospital yang menangani bayi ini.
"Berdasarkan dukungan bayi dan persyaratan klinis, usia kehamilannya selaras dengan usia 23 minggu," lanjutnya.
"Kami memiliki pilihan untuk memindahkan bayi tersebut ke yayasan lokal, tetapi untungnya neonatologis kami menerimanya. Kami ingin memberi bayi itu kesempatan bersama kami," lanjutnya.
"Perjalanan bayi di sini merupakan kerja tim dan saya telah mengikuti perkembangannya dengan sangat cermat. "Orang tua bayi itu adalah orang-orang yang sangat baik dan menyenangkan. Mereka layak mendapatkan setiap kebahagiaan yang datang kepada mereka," tandasnya.
Ketika Zedrick lahir, berat badannya sebanding dengan sepotong roti, atau sebuah buku tebal. Ia lahir tanpa detak jantung dan tidak bernapas, dengan kantong ketuban yang masih utuh menambah kerumitan situasi.
Kantong itu ditusuk, sehingga petugas medis dapat memulai upaya resusitasi pada bayi laki-laki itu, sebelum beralih ke penanganan untuk menghidupkan kembali jantung mungilnya.
Dokter kemudian memantau tanda-tanda cerebral palsy, kondisi umum pada bayi baru lahir yang kekurangan oksigen saat lahir.
Untungnya, Zedrick menunjukkan tanda-tanda yang menjanjikan ia akan tumbuh menjadi bayi yang sehat, dengan tiga neurosonogram terakhirnya yang tidak menunjukkan adanya kelainan, sehingga meningkatkan harapan untuk tumbuh kembang yang normal.
"Karena prematuritasnya yang ekstrem dan berat badannya yang rendah, Zedrick mengandalkan ventilator selama enam minggu yang melelahkan," ungkap Dr. Pooja Agrawal, spesialis neonatologi di rumah sakit itu.
"Selama masa yang penuh tantangan ini, ia menghadapi infeksi dan anemia secara langsung, namun tubuh mungilnya melawan dengan ketahanan yang luar biasa," tandasnya.
Ketika kondisinya berangsur-angsur membaik, Zedrick menjalani prosedur laser yang rumit pada matanya, yang dilakukan untuk melindungi penglihatannya.
Semakin prematur bayi, semakin rendah peluangnya untuk bertahan hidup, dengan sangat sedikit bayi yang lahir pada usia kehamilan 22 hingga 23 minggu yang dapat bertahan hidup.
"Ketika bayi lahir, kami berdoa, karena tingkat kelangsungan hidup yang buruk pada tahap kehamilan ini - kami tidak tahu apa yang akan terjadi," ungkap Dr. Agrawal.
"Umumnya, bayi dalam kondisi seperti ini akan meninggal dan kami berdoa agar bayi ini bisa sembuh," sebutnya.
BACA JUGA:
Terlepas dari ketidakjelasan usia kehamilan yang tepat, dia adalah bayi dengan berat badan terendah yang pernah keluar dari Rumah Sakit NMC Royal di Sharjah.
"Ini adalah momen sukacita yang tulus bagi semua anggota tim yang ada di sana sejak dia lahir," katanya.
"Zedrick telah membuat orang tuanya bahagia dan memberi kami harapan juga," ujar Dr. Agrawal.
Kini, Zedrick dapat menatap masa depan yang lebih cerah setelah pulang ke rumah bersama orang tuanya, dengan berat badan sekitar 2,035 kg.