Bagikan:

YOGYAKARTA – Sebagian di antara kita mungkin belum mengenal USG fetomaternal. Ini adalah pemeriksaan kehamilan yang ditujukan untuk memeriksa aliran darah di rahim atau ke janin.

USG fetomaternal dapat memberikan gambaran pembuluh darah dengan lebih jelas, sehingga disarankan untuk kehamilan yang berisiko.

Dokter umumnya akan menyarankan USG fetomaternal jika kehamilan dicurigai mengalami kelainan yang bisa memengaruhi kesehatan janin atau ibu hamil, seperti preeklamsia. Tak hanya itu, pemeriksaan ini juga dapat memeriksa detak jantung janin.

Mengenal USG Fetomaternal

USG fetomaternal adalah pemeriksaan ultrasonografi yang memanfaatkan gelombang suara untuk menilai aliran pembuluh darah. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kelainan yang terjadi pada ibu hamil dan janin. Dengan begitu, segala bentuk kelainan bisa dideteksi lebih dini dan tepat.

USG fetomaternal dilakukan dengan teknologi Doppler yang memberikan gambaran pembuluh darah dengan lebih jelas ketimbang USG biasa. pemeriksaan ini bisa menunjukkan apakah rahim serta organ tubuh janin, termasuk otak dan jantung. Fungsinya yakni mengetahui janin dalam kandungan mendapatkan suplai oksigen sesuai dengan kebutuhan dari plasenta.

Prosedur USG Fetomaternal

Pemeriksaan USG fetomaternal biasanya dilakukan oleh dokter spesialis fetomaternal. Prosedurnya sangat mirip dengan USG biasa, yakni dengan cara mengoleksan gel di perut.

Berikutnya, dokter akan menggerakkan transduser (ujung gagang USG) ke area kulit perut. Alat ini akan mengirimkan gelombang suara yang memantul dari sel darah merah ketika mengalir ke tubuh janin melalui tali pusat.

Gambaran hasil pemeriksaan akan terlihat di layar monitor yang terhubung dengan transduser. Dengan metode ini, dokter bisa melihat lebih jelas bagaimana darah mengalir dan kondisi janin.

Jenis-Jenis USG Fetomaternal

Setidaknya, ada empat jenis USG fetomaternal yang disarankan untuk kehamilan berisiko tinggi, di antaranya:

  • USG Doppler arteri umbilikalis: pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat aliran darah dari plasenta melalui tali pusat. Dengan ini, dokter dapat melihat apakah janin mendapatkan zat yang dibutuhkan dari plasenta.
  • USG Droppler pembulih darah rahim: ditujukan untuk memastikan arteri uterine membawa cukup darah hingga ke rahim. Arteri ini biasanya akan bertambah besar saat hamil untuk memberi janin oksigen dan nutrisi yang cukup
  • USG Doppler ductus venosis: pemeriksaan ini dilakukan ketiika janin tumbuh lambat. Tujuanya untuk memastikan ada tidaknya tekanan pada janin karena perkembangan bayi tidak sesuai dengan usia kehamilan.
  • USG Doppler arteri serebral tengah: pemeriksaan ini dilakukan ketika ada masalah saat pemeriksaan Doppler arteri umbilikalis. Tujuannya untuk memeriksa kemungkinan janin mengalami aanemia karena kelainan rhesus.

Kondisi Ibu Hamil yang Membutuhkan USG Fetomaternal 

Biasanya, dokter akan menyarakan ibu hamil melakukan USG fetomaternal jika memiliki kondisi seperti di bawah ini:

  • Janin tumbuh dengan lambat pada kehamilan yang sedang dijalani
  • Janin tumbuh lambat pada kehamilan sebelumnya
  • Pergerakan janin berkurang
  • Kehamilan kembar
  • Muncul gejala twin to twin transfusion syndrome (TTS)
  • Punya riwayat keguguran
  • Memiiliki BMI (body mass index) terlalu rendah atau tinggi
  • Menderita penyakit hipertensi atau diabetes
  • Ada pengaruh dari antibody rhesus pada janin dalam kandungan
  • Ibu hamil adalah seorang perokok aktif
  • Mengalami infeksi human parvovirus B19 atau slapped cheek syndrome pada kehamilan usia 20 minggu pertama

Sekedar informasi tambahan, pemeriksaan USG fetomaternal dapat dilakukan sejak usia kehamilan 8-10 minggu. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan nyeri, namun beberapa ibu hamil merasa tidak nyaman saat tes dilakukan.

Demikian ulasan tentang USG fetomaternal. Semoga informasi ini bisa membantu Anda mengenal USG fetomaternal dengan lebih dalam. Untuk mendapatkan update berita menarik lainnya, baca terus VOI.ID.