Bagikan:

JAKARTA - Kepala intelijen Rusia mengonfirmasi pembicaraan dirinya dengan bos intelijen Rusia bulan lalu, membahas mengenai konflik di Ukraina kendati Kyiv sebelumnya sudah menegaskan tidak ada negara lain yang boleh menegosiasikan masalahnya.

Direktur Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) Sergei Naryshkin mengatakan, dirinya telah melakukan percakapan telepon dengan Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) William Burns pada akhir Juni lalu, di mana keduanya "memikirkan dan membahas apa yang harus dilakukan mengenai Ukraina."

"Ya, memang, sebuah percakapan terjadi pada akhir bulan lalu. Menurut saya, peristiwa 24 Juni (pemberontakan Grup Wagner) menjadi dalih untuk sebuah panggilan telepon dari kolega saya di Amerika. Jelas sekali bagaimana saya menjawab pertanyaan (Burns) tentang apa yang terjadi (pada hari itu)," kata Naryshkin, seperti dikutip dari TASS 13 Juli.

"Menurut saya, itu hanya dalih (untuk mengatur panggilan telepon), karena sebagian besar percakapan difokuskan untuk membahas Ukraina dan peristiwa-peristiwa di sekitarnya. Kami memikirkan dan membahas apa yang harus dilakukan mengenai Ukraina," ungkapnya.

Kepala SVR itu melanjutkan, percakapan tersebut berlangsung sekitar satu jam, menambahkan peluang pertemuan langsung dirinya dengan Burns sangat memungkinkan.

"Kami tidak menyepakati pertemuan (selama percakapan telepon pada akhir Juni), tetapi kemungkinan seperti itu tetap ada, baik percakapan telepon maupun pertemuan langsung tetap memungkinkan," jelasnya.

william burns
Direktur CIA William Burns. (Wikimedia Commons/East Asia and Pacific Media Hub/U.S. Department of State)

Mengomentari laporan media tentang kunjungan Burns ke Ukraina pada Bulan Juni, Naryshkin mengatakan: "Selama percakapan telepon kami, topik kunjungan Burns ke Kyiv tidak disinggung sama sekali."

Terkait dengan konflik Ukraina, Naryshkin mengatakan kondisi saat ini belum 'matang' untuk menggelar perundingan Moskow dengan Kyiv.

"Fakta bahwa perundingan akan menjadi mungkin cepat atau lambat adalah hal yang wajar karena setiap konflik, termasuk konflik bersenjata, berakhir dengan negosiasi. Namun, kondisi untuk itu masih perlu dimatangkan," ungkapnya.

Terpisah, ditanya mengenai hal ini, Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan itu tidak berpengaruh.

"Hari ini, seseorang seperti Naryshkin tidak memiliki pengaruh atas bagaimana perang ini akan berakhir," ujarnya kepada Reuters.

Lebih lanjut Podolyak mengatakan, Rusia kalah dalam perang dan tidak mungkin ada negosiasi dengan orang-orang seperti Naryshkin.

"Elite Rusia ini memahami peristiwa-peristiwa yang sama sekali tidak memadai, jadi tidak ada yang perlu dibicarakan dengan mereka," tegasnya.

Diketahui, Ukraina yang meluncurkan serangan balasan bulan lalu mengatakan tidak akan memasuki pembicaraan pada saat ini, karena hal ini dapat secara efektif membekukan situasi di medan perang, di mana Rusia telah merebut lebih dari seperenam wilayahnya.

Burns dan Naryshkin sendiri telah mempertahankan jalur komunikasi sejak dimulainya perang Ukraina, pada saat kontak langsung lainnya antara Moskow dan Washington berada pada titik minimum, dengan hubungan pada titik terendah sejak krisis rudal Kuba tahun 1962. Adapun CIA menolak untuk mengomentari pernyataannya.

Sebelumnya, Ukraina mengatakan negara lain tidak boleh menegosiasikan masa depannya atas namanya. Negeri Paman Sam sendiri telah berulang kali mendukung prinsip ini, yang digambarkan sebagai "tidak ada artinya Ukraina tanpa Ukraina".