Bagikan:

JAKARTA - Indonesia mengharapkan dukungan dan kerja sama Rusia dengan ASEAN, utamanya terkait dengan ketahanan pangan dan perwujudan zona bebas senjata nuklir, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan Menlu ASEAN dengan Rusia yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov di sela-sela gelaran Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-56 di Jakarta, Hari Kamis.

Menlu Retno mengatakan, Rusia telah menjadi mitra dialog ASEAN selama lebih dari 26 tahun. Lima tahun lalu hubungan keduanya naik tingkat menjadi Kemitraan Strategis. Namun, sekarang situasi dunia telah berubah drastis.

"Paradigma kolaborasi dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Sebagai teman Rusia maupun Ukraina, Indonesia tak kenal lelah untuk menyerukan perdamaian. Kemitraan kita harus mewujudkan paradigma ini dalam tindakan nyata," kata Menlu Retno, mengutip keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Kamis 13 Juli.

Lebih lanjut Menlu Retno mengatakan, pihaknya berharap Rusia dapat mendukung pengarusutamaan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dan kerja-kerja ASEAN dengan para mitra.

Menurutnya, ada dua area kolaborasi yang perlu didorong. Pertama, kerja sama di bidang ketahanan pangan. Diketahui, ASEAN berencana mengajukan Deklarasi Pemimpin untuk Penguatan Ketahanan Pangan dan Nutrisi untuk Merespons Krisis pada KTT ASEAN ke-43 Bulan September mendatang.

"Dukungan Rusia terhadap inisiatif ini sangat penting mengingat status Rusia sebagai produsen gandum dan pupuk global," ungkap Menlu Retno.

Kedua, memastikan zona bebas senjata nuklir di Asia Tenggara. Menlu mengatakan, ASEAN dibentuk untuk menjaga perdamaian jangka panjang dan kemakmuran inklusif di kawasan. Ini tidak mungkin tercapai tanpa memastikan Asia Tenggara tetap sebagai kawasan bebas senjata nuklir.

"Oleh karena itu, semua negara pemilik senjata nuklir harus memajukan non-proliferasi dan perlucutan senjata. Untuk itu, saya harap Rusia dapat mengaksesi Protokol Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ) sesegera mungkin," harap Menlu Retno.

Sementara itu, Menlu Rusia Sergei Lavrov menegaskan dukungan Moskow terhadap sentralitas ASEAN dalam pembangunan arsitektur kawasan inklusif di Indo-Pasifik sebagai fondasi keamanan dan kemakmuran, berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB.

Diketahui, dalam pertemuan kali ini negara-negara ASEAN mendorong penguatan kerja sama ekonomi, energi dan keamanan pangan melalui implementasi Plan of Action 2021-2025.

Negara-negara ASEAN juga mendorong kerja sama di bidang pariwisata, sains dan teknologi, smart city, ekonomi digital hingga transfer teknologi. Sedangkan terkait aspek keamanan, pertemuan membahas pentingnya kerja sama mengatasi penyelundupan narkotika, terorisme dan kejahatan berbasis internet.

Selain itu, ASEAN juga menyerukan penyelesaian konflik secara damai dan mengundang Rusia untuk memanfaatkan platform ASEAN seperti East Asia Summit (EAS) dan ASEAN Regional Forum (ARF) untuk memajukan dialog damai.

Dari pertemuan kali ini, kedua belah pihak mengadopsi Joint Statement of ASEAN and Russia Foreign Ministers on the Occasion of 5th Anniversary of ASEAN-Russia Strategic Partnership, yang antara lain menyepakati kerja sama inklusif dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific