Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menginginkan Visi Komunitas ASEAN 2045 harus dilengkapi rencana strategis, agar ASEAN adaptif dan mampu menjawab tantangan di masa depan.

Ini dikatakan Menlu Retno dalam Pertemuan ke-57 Menteri Luar Negeri ASEAN di Vientiane, Laos, Hari Kamis. Seluruh Menlu ASEAN hadir dalam Pertemuan, kecuali Myanmar diwakili oleh pejabat non-politik, sesuai dengan Keputusan ASEAN sebelumnya.

Menlu Retno mengatakan, penting bagi ASEAN untuk berorientasi ke depan, adaptif, mampu menjawab berbagai tantangan global dan tantangan dunia seperti ekonomi yang berbasis AI, transisi hijau, perubahan iklim, ketahanan pangan dan kelangkaan air dunia.

"Karenanya, Visi Komunitas ASEAN 2045 harus dilengkapi dengan Rencana Strategis yang jelas," kata Menlu Retno, dalam keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Kamis 25 Juli.

Lebih jauh, Menlu Retno dalam kesempatan tersebut mengatakan, pentingnya peran dan solidaritas ASEAN yang lebih untuk isu-isu global.

Dikatakannya, situasi global saat ini harus mendorong semua harus berupaya lebih untuk menjaga perdamaian dan stabilitas, tidak membiarkan terjadinya konflik terbuka di kawasan.

"Sekali lagi saya tekankan pentingnya menghormati hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982 dan norma-norma kawasan," kata Menlu Retno.

Mengenai Palestina, ASEAN dapat menunjukkan solidaritasnya, sementara banyak resolusi yang sudah dikeluarkan oleh PBB namun tidak ada implementasinya.

"ASEAN dapat menunjukkan solidaritasnya dan memiliki posisi yang jelas agar kekejaman dan genosida dapat segera diakhiri di Palestina," ujar Menlu Retno.

Sedangkan mengenai dukungan ASEAN untuk Timor Leste guna mengimplementasikan Peta Jalan menuju keanggotaan penuh. Menlu menyampaikan komitmen Indonesia menyelenggarakan berbagai bantuan pengembangan kapasitas sesuai kebutuhan Timor Leste.

Indonesia menyarankan Sekretariat untuk membentuk suatu unit khusus yang didedikasikan untuk membatu Timor Leste menjadi anggota penuh ASEAN.

Selain itu, pertemuan pleno Menlu ASEAN hari ini antara lain juga membahas perkembangan perkembangan aksesi TAC (Treaty of Amity and Cooperation), sentralitas dan kelembagaan ASEAN, ekonomi hijau, perubahan iklim, penguatan Sekretariat ASEAN, dan perkembangan kerja sama ASEAN dengan mitra wicaranya.