Bagikan:

JAKARTA - Direktur CIA William Burns memperkirakan 15.000 tentara Rusia tewas dalam pertempuran di Ukraina yang sejauh ini hampir memasuki bulan kelima, dengan jumlah yang luka-luka sekitar tiga kali lipatnya.

Sejak memulai invasi pada 24 Februari, pasukan Rusia menyerbut wilayah Donbas di Ukraina timur dan menduduki sekitar seperlima wilayah negara itu. Namun menurut Burns, yang berbicara di Forum Keamanan Aspen di Colorado, mengatakan keuntungan itu harus dibayar mahal.

"Perkiraan terbaru dari komunitas intelijen AS adalah sekitar 15.000 (pasukan Rusia) tewas dan mungkin tiga kali lipat terluka. Jadi kerugian yang cukup signifikan," kata Burns, melansir Reuters 21 Juli.

"Dan, orang-orang Ukraina juga menderita - mungkin sedikit kurang dari itu. Tapi, Anda tahu, korban yang signifikan," tandasnya.

Rusia mengklasifikasikan kematian militer sebagai rahasia negara bahkan di masa damai. Mereka belum memperbarui angka resmi korban selama perang. Pada 25 Maret dikatakan 1.351 tentara Rusia telah tewas.

Adapun Pemerintah Kyiv mengatakan pada Bulan Juni, bahwa sekitar 100 hingga 200 tentara Ukraina terbunuh per hari.

Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan "tugas" militer Moskow di Ukraina sekarang melampaui Donbas, dalam pengakuan yang paling jelas bahwa mereka telah memperluas tujuan perangnya.

Tetapi Burns mengatakan, setidaknya untuk saat ini konsentrasi pasukan militer Rusia di Donbas menunjukkan bahwa mereka telah belajar dari kegagalan pada awal kampanye, di mana Moskow terhenti dalam serangannya di Kyiv.

"Di satu sisi, apa yang telah dilakukan militer Rusia adalah mundur ke cara perang yang lebih nyaman, dalam arti, dengan menggunakan keunggulan dan daya tembak jarak jauh mereka untuk bertahan dan secara efektif menghancurkan target Ukraina dan untuk mengkompensasi kelemahan sumber daya manusia yang masih mereka alami," tandas Burns.

Sementara itu, dalam beberapa hari terakhir, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy melakukan pembersihan internal terbesar pejabat pemerintah dalam perang, mengutip kegagalan mereka untuk membasmi mata-mata Rusia dan mengumumkan sejumlah kasus pengkhianatan.

Amerika Serikat telah menyediakan sejumlah besar intelijen Ukraina untuk membantu memandu keputusan medan perangnya, menimbulkan pertanyaan tentang apakah CIA dan Pentagon harus khawatir tentang infiltrasi Rusia. Namun, Burns tampaknya mengecilkan kekhawatiran tersebut.

"Kami yakin bahwa kemitraan yang kami bangun efektif. Dan kami berbagi intelijen dalam jumlah yang cukup signifikan dengan dinas Ukraina dan dengan kepemimpinan Ukraina yang mereka gunakan dengan sangat efektif," pungkas Burns.