JAKARTA - Pendiri tentara bayaran Grup Wagner Rusia Yevgeny Prigozhin memperingatkan, negaranya bisa menghadapi revolusi yang serupa dengan tahun 1917 dan kalah dalam konflik di Ukraina, kecuali para elite serius berperang.
Prigozhin mengatakan, ada pandangan optimis bahwa Barat akan bosan dengan perang dan China akan menengahi kesepakatan damai, tetapi dia tidak terlalu percaya pada interpretasi itu.
Sebaliknya, katanya, Ukraina sedang mempersiapkan serangan balasan yang bertujuan mendorong pasukan Rusia kembali ke perbatasannya sebelum 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea. Ukraina akan mencoba mengepung Bakhmut, fokus pertempuran sengit di timur dan menyerang Krimea, tambahnya.
"Kemungkinan besar, skenario ini tidak akan baik untuk Rusia sehingga kita perlu mempersiapkan perang yang sulit," katanya dalam sebuah wawancara yang diunggah di saluran Telegramnya, melansir Reuters 24 Mei.
"Kami berada dalam kondisi sedemikian rupa sehingga kami bisa kehilangan Rusia - itulah masalah utamanya ... Kami perlu memberlakukan darurat militer," sambungnya.
Prigozhin mengatakan bahwa julukan "koki Putin" adalah julukan yang bodoh karena ia tidak bisa memasak dan tidak pernah menjadi koki, dan menyindir bahwa "tukang daging Putin" mungkin adalah julukan yang lebih tepat.
"Mereka bisa saja langsung memberi saya julukan - Tukang Daging Putin, dan semuanya akan baik-baik saja," katanya.
Lebih jauh Prigozhin mengatakan, jika masyarakat Rusia biasa terus mengembalikan anak-anak mereka ke peti mati seng, sementara anak-anak kaum elite "berjemur" di bawah sinar matahari, Rusia akan menghadapi kekacauan seperti revolusi 1917 yang menyebabkan perang saudara.
"Perpecahan ini dapat berakhir seperti pada 1917 dengan sebuah revolusi," sebutnya.
"Pertama-tama, para prajurit akan bangkit, dan setelah itu - orang-orang yang mereka cintai akan bangkit. Sudah ada puluhan ribu dari mereka, kerabat dari mereka yang terbunuh. Dan mungkin akan ada ratusan ribu, kita tidak bisa menghindari hal itu," urai Prigozhin.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan komentar terkait ungkapan Prigozhin.
Prigozhin mengkritik kebijakan pasca-Soviet Rusia terhadap Ukraina, menyebut pelaksanaan apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" tidak jelas, kontradiktif dan membingungkan.
Menurutnya, kepemimpinan militer Rusia telah "mengacaukan" berulang kali selama perang. Tujuan yang dinyatakan untuk mendemiliterisasi Ukraina, telah gagal, kata Prigozhin.
Prigozhin juga mengatakan, pemimpin Soviet Josef Stalin tidak akan menerima kegagalan tersebut. Sebuah serangan lintas batas ke wilayah Belgorod, Rusia, mengindikasikan kegagalan kepemimpinan militer, katanya, dan memperingatkan Ukraina akan berusaha menyerang lebih dalam ke Rusia.
Ia menilai, Rusia perlu memobilisasi lebih banyak pasukan dan mengarahkan ekonomi secara eksklusif untuk perang.
"Wagner telah merekrut sekitar 50 ribu narapidana selama perang, di mana sekitar 20 persen di antaranya tewas. Sekitar jumlah yang sama dari tentara kontraknya, 10 ribu, telah tewas," papar Prigozhin.
BACA JUGA:
Di Bakhmut, kata Prigozhin, Ukraina telah menderita 50.000-70.000 korban luka-luka dan 50.000 orang tewas.
Prigozhin mengatakan, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu harus digantikan oleh Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev. Sementara Kepala Staf Umum Valery Gerasimov harus digantikan oleh Sergei Surovikin, yang dijuluki "Jenderal Armageddon" oleh media Rusia.
Ditanya tentang kredo politiknya, ia menjawab, "Saya mencintai tanah air saya, saya melayani Putin, Shoigu harus diadili dan kami akan terus berjuang."