Soal Rencana Kantor NATO di Jepang, China: Asia-Pasifik Tidak Menerima Konfrontasi
Ilustrasi NATO. (Wikimedia Commons/U.S. Department of State)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pada Hari Rabu, negaranya tidak memiliki rencana untuk menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), tetapi mengakui rencana aliansi keamanan untuk membuka kantor penghubung di Jepang, sedangkan China mengatakan rencana itu tidak disambut baik.

Komentar PM Kishida muncul setelah Duta Besar Jepang untuk Amerika Serikat mengatakan awal bulan ini, pakta militer pimpinan AS merencanakan kantor di Tokyo, yang pertama di Asia, untuk memfasilitasi konsultasi di wilayah tersebut.

"Saya tidak mengetahui keputusan apa pun yang dibuat di NATO mengenai pendirian kantor tersebut," kata PM Kishida dalam sesi parlemen Hari Rabu, menambahkan negaranya tidak berencana untuk bergabung dengan NATO sebagai negara anggota atau semi-anggota, seperti melansir Reuters 24 Mei.

Sebagai tanggapan, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menyebut tindakan Jepang sebagai sesuatu yang "tidak diterima oleh kawasan Asia-Pasifik", dengan mengatakan Tokyo harus "ekstra berhati-hati dalam masalah keamanan militer" mengingat "sejarah agresi".

"Kami ingin mengatakan bahwa Asia-Pasifik tidak menerima konfrontasi kelompok, tidak menerima konfrontasi militer," ujar Mao pada sebuah konferensi pers pada Hari Rabu.

Diketahui, Jepang menjadi tuan rumah KTT Kelompok Tujuh (G7) di Hiroshima akhir pekan lalu, di mana para pemimpin negara-negara tersebut setuju untuk "mengurangi risiko, bukan memisahkan" keterlibatan ekonomi dengan China, menegaskan kembali pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.