Bagikan:

JAKARTA - Tidak ada badan intelijen yang saat ini dapat dengan jelas menyebutkan siapa yang bertanggung jawab atas sabotase jaringan pipa Nord Stream, kata Presiden Badan Intelijen Federal Jerman (BND) Bruno Kahl.

"Tidak ada negara, tidak ada badan intelijen di dunia saat ini yang dapat mengaitkan ini (sabotase Nord Stream) dengan siapa pun secara khusus," katanya, dilansir dari TASS 24 Mei.

Kahl mengingatkan, lokasi sabotase yang berada di dasar laut, membuat pekerjaan para penyelidik menjadi lebih sulit.

"Mungkin ini akan berubah, ada beberapa keberhasilan penting dalam penyelidikan," ujar Kahl.

Menurutnya, investigasi sedang dilakukan ke arah yang berbeda.

"Saya tidak mengesampingkan, akan ada keberhasilan yang akan membuat salah satu opsi lebih mungkin, dan yang lainnya lebih kecil kemungkinannya," ungkap Kahl.

Pada tanggal 21 Mei, surat kabar Jerman Suddeutsche Zeitung melaporkan setidaknya dua orang Ukraina mungkin terlibat dalam ledakan di pipa Nord Stream dan Nord Stream 2.

Kantor Jaksa Penuntut Umum Federal Jerman pada Hari Senin tidak mengomentari informasi ini ketika ditanya oleh TASS.

Badan tersebut mengatakan, investigasi sedang berlangsung pada semua bukti untuk menetapkan fakta-fakta, tetapi tidak mungkin untuk memberikan data tambahan saat ini.

Pada gilirannya, Menteri Luar Negeri Steffen Hebestreit, mengomentari informasi dari Suddeutsche Zeitung, mengatakan bahwa Pemerintah Jerman tidak berniat untuk berspekulasi tentang pelaku sabotase Nord Stream.

Sebelumnya, Nord Stream AG melaporkan "kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya" pada tiga rangkaian pipa gas lepas pantai sistem Nord Stream pada tanggal 27 September 2022.

Pipa-pipa tersebut, yang menghubungkan Rusia dan Jerman di bawah Laut Baltik, rusak akibat ledakan-ledakan yang tidak dapat dijelaskan, dengan Moskow menyebutnya sebagai aksi terorisme internasional.

Kemudian, ahli seismologi Swedia mengatakan, mereka telah mengidentifikasi dua ledakan di rute pipa Nord Stream pada 26 September 2022. Setelah insiden itu, kantor kejaksaan Rusia membuka kasus dengan tuduhan terorisme internasional.