Bagikan:

JAKARTA - Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak membantah keterlibatan negaranya dalam ledakan yang merusak jaringan pipa gas Nord Stream 2 di Laut Baltik, menyalahkan hal tersebut kepada Rusia.

"Tindakan seperti itu hanya dapat dilakukan dengan sumber daya teknis dan finansial yang besar. Dan siapa yang memiliki semua ini pada saat pengeboman? Hanya Rusia," kata Podolyak sebagai bagian dari komentar tertulisnya kepada Reuters, seperti dikutip 15 Agustus.

Jaringan pipa Nord Stream 1 dan 2 senilai miliaran dolar yang mengangkut gas di bawah Laut Baltik pecah akibat serangkaian ledakan pada Bulan September 2022, tujuh bulan setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.

Sebelumnya, kantor kejaksaan Jerman mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap seorang instruktur selam berkewarganegaraan Ukraina yang tinggal di Polandia, yang dicurigai terlibat dalam serangan teroris di jaringan pipa Nord Stream.

Jaksa penuntut Polandia mengatakan pada Hari Rabu, Polandia telah menerima surat perintah penangkapan Eropa yang dikeluarkan oleh Jerman sehubungan dengan serangan itu, tetapi tersangka, seorang pria Ukraina bernama Volodymyr Z, telah meninggalkan Polandia.

Pada Hari Jumat sebelumnya, Wall Street Journal melaporkan pejabat tinggi Ukraina terlibat dalam apa yang terjadi.

"Ukraina tidak ada hubungannya dengan ledakan Nord Stream," kata Podolyak, menambahkan Ukraina tidak memperoleh keuntungan strategis atau taktis apa pun dari ledakan tersebut.

Rusia sendiri menyalahkan Amerika Serikat, Inggris dan Ukraina atas ledakan tersebut, yang sebagian besar memutus pasokan gas Rusia dari pasar Eropa yang menguntungkan. Negara-negara tersebut telah membantah terlibat.

Sementara itu, Kejaksaan Agung Rusia mengajukan kasus aksi terorisme internasional terkait sabotase Nord Stream, demikian seperti dilaporkan Sputnik.

Diketahui, Jerman, Denmark dan Swedia semuanya membuka penyelidikan atas insiden tersebut. Swedia menemukan jejak bahan peledak pada beberapa benda yang ditemukan dari lokasi ledakan, yang mengonfirmasi ledakan tersebut merupakan tindakan yang disengaja.

Nord Stream AG, operator Nord Stream, melaporkan, kerusakan pada jaringan pipa belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak mungkin memperkirakan jangka waktu perbaikan kerusakan.