JAKARTA - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menekankan pentingnya kerja sama aliansi militer tersebut dengan para mitra di Indo-Pasifik pada Hari Rabu, mengatakan Eropa tidak dapat mengabaikan apa yang terjadi di Asia Timur karena keamanan global saling berhubungan.
"Bekerja dengan mitra di seluruh dunia, terutama di Indo-Pasifik, merupakan bagian dari jawaban atas dunia yang lebih berbahaya dan tidak dapat diprediksi," kata Stoltenberg dalam acara yang diselenggarakan oleh Universitas Keio di Tokyo, Jepang, melansir Reuters 1 Februari.
"Perang di Ukraina menunjukkan bagaimana keamanan saling berhubungan. Ini menunjukkan bahwa apa yang terjadi di Eropa memiliki konsekuensi bagi Asia Timur, dan apa yang terjadi di Asia Timur penting bagi Eropa," tandasnya.
Stoltenberg membuat komentar tersebut sebagai bagian dari kunjungan ke Jepang, di mana dia berjanji untuk memperkuat hubungan dengan Tokyo untuk menavigasi lingkungan keamanan yang semakin tegang, dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina dan kerja sama militernya yang berkembang dengan China.
Meskipun dia mengatakan China bukan musuh, kepala NATO mengatakan negara itu menjadi "kekuatan yang semakin otoriter" yang menunjukkan perilaku tegas, mengancam Taiwan, dan mengembangkan kemampuan militer yang juga dapat menjangkau negara-negara NATO.
"Kami sangat siap untuk lebih memperkuat dan memperluas kemitraan dengan negara-negara di kawasan ini," ujarnya.
Terpisah, China menolak klaim Stoltenberg, dengan mengatakan China selalu menjadi pembela perdamaian dan stabilitas.
"Di satu sisi, NATO mengklaim bahwa posisinya sebagai aliansi pertahanan regional tetap tidak berubah, sementara di sisi lain, terus menerobos zona dan wilayah pertahanan tradisional, terus memperkuat hubungan keamanan militer dengan negara-negara Asia-Pasifik dan membesar-besarkan ancaman China," kritik juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, dalam pengarahan rutin yang diadakan Rabu.
BACA JUGA:
"Saya ingin menekankan, Asia-Pasifik bukanlah medan perang untuk persaingan geopolitik dan konfrontasi antara kubu dengan mentalitas Perang Dingin tidak disambut baik," tegas Mao Ning.
China mengkritik upaya NATO untuk memperluas aliansinya di Asia. Rusia, yang menyebut invasinya ke Ukraina sebagai "operasi khusus", telah berulang kali menganggap ekspansi NATO sebagai ancaman keamanannya.
Sebelum singgah di Jepang, Stoltenberg mengunjungi Korea Selatan dan mendesak Seoul untuk meningkatkan dukungan militer ke Ukraina, memberikan peringatan serupa tentang meningkatnya ketegangan dengan China.