JAKARTA - Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya mengatakan pada Hari Rabu, ide tentang NATO Asia yang digulirkan oleh Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba adalah salah satu yang perlu dipertimbangkan dalam jangka menengah hingga panjang, tetapi tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Negara-negara Asia telah menyatakan skeptisisme dan keengganan dalam menanggapi seruan dari Perdana Menteri Ishiba, yang mulai menjabat pada hari Selasa.
"Saya pikir itu adalah salah satu ide untuk masa depan," di antara upaya untuk menciptakan jaringan berlapis-lapis dari negara-negara yang berpikiran sama dan meningkatkan pencegahan regional, kata Menlu Iwaya dalam konferensi pers di Tokyo, melansir Reuters 2 Oktober.
"Sulit untuk segera menyiapkan mekanisme yang akan memberlakukan kewajiban pertahanan bersama di Asia, jadi ini lebih merupakan visi untuk masa depan," lanjutnya.
Sebelumnya, dalam sebuah makalah untuk lembaga pemikir Hudson Institute pada Bulan September, Ishiba berpendapat untuk mengunci Washington ke dalam "NATO Asia" sebagai cara untuk mencegah China menggunakan kekuatan militer di Asia.
"Tidak adanya sistem pertahanan kolektif seperti NATO di Asia berarti perang kemungkinan akan terjadi karena tidak adanya kewajiban untuk saling membela," tulisnya.
Namun, Ishiba menggandakan idenya pada Hari Jumat, mengatakan dalam sebuah konferensi pers "penurunan relatif kekuatan AS" membuat organisasi perjanjian Asia diperlukan.
Pada Hari Selasa, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar membantah bahwa Asia Selatan tidak memiliki visi yang sama untuk "NATO Asia", dengan mengatakan bahwa negara itu tidak pernah menjadi sekutu negara lain dan mengambil pendekatan yang berbeda.
Amerika Serikat juga diam-diam menepis gagasan tersebut.
Masih terlalu dini untuk membicarakan hal tersebut, kata Daniel Kritenbrink, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Timur dan Pasifik, bulan lalu.
BACA JUGA:
Kerangka kerja seperti itu tidak akan ditujukan pada negara tertentu, kata Menlu Iwaya ketika ditanya pada konferensi pers Hari Rabu apakah itu menargetkan China.
"Cara terbaik adalah menjalin hubungan kerja sama pertahanan dan keamanan yang mencakup Indo-Pasifik tanpa mengecualikan negara tertentu," kata Menlu Iwaya.
Sedangkan Menteri pertahanan Jenderal Nakatani mengatakan pada konferensi pers terpisah, PM Ishiba belum meminta kementeriannya untuk mengajukan proposal untuk membentuk NATO yang setara dengan Asia.