Menlu Kuleba Tegaskan hanya Ukraina dan NATO yang Berhak Menentukan Masa Depan Keanggotaan Kyiv
Ilustrasi NATO. (Wikimedia Commons/U.S. Department of State)

Bagikan:

JAKARTA - Keputusan mengenai tawaran Kyiv untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), hanya berhak ditentukan oleh Ukraina dan aliansi pertahanan itu sendiri, menurut Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba.

Menteri Luar Negeri Ukraina menyampaikan ini saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio, di Kyiv, Selasa kemarin, di tengah situasi perbatasan Ukraina dan Rusia yang menghangat.

"Tidak seorang pun, kecuali Ukraina dan anggota NATO harus memiliki suara dalam diskusi, tentang masa depan keanggotaan Ukraina di NATO," tegas Menteri Kuleb seperti dikutip dari Reuters 16 Februari.

Dalam kesempatan yang sama, Ia juga mengatakan Italia siap untuk mengambil 'langkah-langkah praktis' untuk membantu Ukraina menahan Rusia, termasuk mendukung paket sanksi oleh Uni Eropa.

Pertemuan dengan Menlu Di Maio terjadi beberapa jam setelah Rusia mengatakan pihaknya menarik beberapa pasukannya yang dikerahkan di dekat Ukraina, serta ketika parlemen Rusia meminta Presiden Vladimir Putin untuk mengakui dua wilayah yang dikuasai oleh pemberontak pro-Rusia di timur Ukraina.

Setelah mengunjungi Kyiv, Menlu Di Maio dijadwalkan melakukan perjalanan ke Moskow, Rusia, sebut Menlu Kuleba.

Sebelumnya, melansir Reuters dari BBC yang mengutip Duta Besar Ukraina untuk Inggris, dikatakan, Kyiv dapat membatalkan tawaran keikutsertaannya dalam NATO, untuk menghindari perang dengan Rusia.

Duta Besar Vadym Prystaiko mengatakan kepada BBC Ukraina bersedia 'fleksibel' terkait tujuannya untuk bergabung dengan NATO, yang dinilai Presiden Rusia Vladimir Putin dapat memicu perang.

"Kami mungkin (berubah), terutama diancam seperti itu, diperas oleh itu dan didorong ke sana," sebut Prystaiko ketika ditanya apakah Kyiv dapat mengubah posisinya dalam keanggotaan NATO.

Untuk diketahui, Ukraina bukan anggota NATO tetapi memiliki janji sejak tahun 2008, akan diberikan kesempatan untuk bergabung, sebuah langkah yang akan membawa aliansi pimpinan AS ke perbatasan Rusia.

Sementara, Presiden Putin mengatakan hubungan Ukraina yang berkembang dengan aliansi itu, dapat menjadikannya landasan peluncuran rudal NATO yang ditargetkan ke Rusia. Dia mengatakan Rusia perlu menetapkan 'garis merah' untuk mencegahnya.

Rusia telah memindahkan lebih dari 100.000 tentara dan senjata berat ke dalam jarak serangan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, mendorong Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya untuk memperingatkan kemungkinan terjadinya invasi.

Adapun Moskow membantah merencanakan serangan, menyebut latihan manuver militer, tetapi telah mengeluarkan tuntutan tertulis bahwa NATO menghentikan ekspansi lebih lanjut ke timur termasuk Ukraina. Anggota NATO telah menolak permintaan tersebut.