Presiden Putin Sebut Rusia Tidak Bisa Menutup Mata Soal Penafsiran Bebas AS dan NATO Soal Keamanan Setara
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Sumber: Kremlin.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia tidak bisa menutup mata atas fakta Amerika Serikat dan NATO menafsirkan prinsip keamanan tak terpisahkan "dengan cukup bebas dan untuk keuntungan mereka sendiri," kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa setelah pembicaraan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

"Rusia tidak bisa menutup mata tentang bagaimana Amerika Serikat dan Aliansi Atlantik Utara (NATO) menafsirkan, dengan cukup bebas dan untuk keuntungan mereka sendiri, prinsip-prinsip kunci keamanan yang setara dan tak terpisahkan, yang berkomitmen pada makalah di banyak dokumen Eropa," ujar Presiden Putin seperti melansir TASS 15 Februari.

Presiden Putin ingat, prinsip ini mencakup tidak hanya hak untuk memilih cara guna memastikan keamanan sendiri dan bergabung dengan serikat atau aliansi militer, tetapi juga kewajiban untuk tidak memperkuat keamanan seseorang dengan mengorbankan keamanan negara lain.

Dia mencatat, meskipun berdasarkan pasal 10 dari Perjanjian Atlantik Utara 1949 aliansi bebas untuk mengundang negara lain, tidak wajib untuk melakukannya.

Terkait pertemuannya dengan Kanselir Scholz, Presiden Putin mengatakan mereka berdua secara terbuka bertukar pandangan mengenai proposal jaminan keamanan yang diajukan Rusia.

"Kami juga berbicara tentang tuntutan dasar (Moskow), yang paling penting adalah untuk menghentikan ekspansi NATO lebih lanjut ke arah timur, tidak untuk menyebarkan senjata ofensif di dekat perbatasan Rusia dan untuk mengembalikan potensi militer dan infrastruktur blok di Eropa ke keadaan 1997, ketika NATO-Rusia Founding Act ditandatangani," pungkas Presiden Putin.