Khawatirkan Keselamatan Staf, Amerika Serikat Pindahkan Operasional Kedutaan Besar dari Kyiv ke Lviv
Kedutaan Besar AS di Kyiv, Ukraina. (Wikimedia Commons/Kholodovsky)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat sedang merelokasi operasi Kedutaan Besar diUkraina dari ibukota Kyiv ke kota barat Lviv, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pada Hari Senin, mengutip 'percepatan dramatis dalam penumpukan pasukan Rusia.'

Langkah itu dilakukan ketika para pejabat AS memperingatkan Moskow terus mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara, di dekat perbatasan Rusia dengan Ukraina dan di negara tetangga Belarusia, disebut sewaktu-waktu dapat melancarkan serangan yang menghancurkan, termasuk di Kyiv.

Kendati demikian, Moskow berulang kali membantah tuduhan Barat, jika mereka merencanakan invasi ke negara tetangganya.

"Serangan ke Ukraina dapat menyebabkan kekerasan besar-besaran, kehancuran besar-besaran dan hilangnya nyawa tidak akan membedakan antara orang Amerika, Ukraina atau lainnya," juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan dalam jumpa pers, mengutip Reuters 15 Februari.

Menteri Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan, keputusan untuk memindahkan operasi kedutaan ke Lviv, kira-kira 50 mil (80 km) dari perbatasan barat Ukraina dengan Polandia, diambil karena mengkhawatirkan keselamatan staf.

Sebagian besar staf kedutaan telah diperintahkan untuk meninggalkan Ukraina, sementara warga Amerika Serikat telah disarankan untuk meninggalkan negara itu dengan cara komersial.

Menteri Blinken mengatakan, relokasi operasi kedutaan sama sekali merusak dukungan AS untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, kendati diplomat AS akan tetap terlibat dengan pemerintah Ukraina. Amerika Serikat terus menekan Moskow untuk resolusi diplomatik, katanya.

Sementara Price mengatakan kepada wartawan, "tidak jelas bagi kami apakah Rusia tertarik untuk mengejar kursus diplomatik."

Washington, sebut Price, mencatat komentar yang dibuat Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam pertemuan online dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Moskow akan melanjutkan upaya diplomatik untuk mendapatkan jaminan keamanan dari Barat.

"Apa yang belum kami perhatikan adalah indikasi de-eskalasi," oleh pasukan Rusia, Price melanjutkan.

Relokasi operasional kedutaan, katanya, didasarkan pada penilaian "dari apa yang kita lihat di lapangan dengan mata kepala sendiri, yang merupakan penumpukan Rusia yang berkelanjutan dan tidak beralasan."

"Ini adalah kemungkinan yang berbeda, mungkin lebih nyata dari sebelumnya, bahwa Rusia dapat memutuskan untuk melanjutkan aksi militer," tandasnya.

Untuk diketahui, diplomat top AS di Ukraina, Kuasa Usaha Kristina Kvien, akan bekerja dari Lviv, sedangkan misi AS di Kyiv akan dilindungi oleh Polisi Garda Nasional Ukraina, sebut Price.