Rusia Serang Lviv dengan Rudal: Ada KBRI, Pasokan Logistik Aman
Pasukan Rusia di salah satu bandara Ukraina. (Wikimedia Commons/Mil.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Rudal Rusia sasar Kota Lviv, Ukraina pada Jumat pagi, menyebabkan ledakan besar dan gumpalan awan hitam, dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk sementara beroperasi dari kota itu, dipindahkan dari ibu kota Kyiv.

Setidaknya tiga ledakan terdengar di dekat bandara Lviv pada Jumat pagi, dengan video di media sosial menunjukkan ledakan besar dan gumpalan asap membubung.

Walikota Lviv, Andriy Sadovy, mengatakan beberapa rudal telah menghantam fasilitas perawatan pesawat, menghancurkan bangunan tetapi tidak menimbulkan korban, melansir Reuters 18 Maret. Kota ini telah lolos dari pertempuran yang signifikan sejauh ini.

Rusia sangat bergantung pada rudal dan penembakan untuk menaklukkan pasukan Ukraina, tetapi belum mengamankan salah satu dari 10 kota terbesarnya.

Di ibukota, Kyiv, satu orang tewas dan empat terluka ketika bagian dari rudal Rusia jatuh di sebuah bangunan perumahan di bagian utara kota pada Jumat pagi, kata pejabat layanan darurat.

Terpisah, KBRI yang semula berada di Kyiv saat ini dioperasionalkan dari Lviv, di mana ada sembilan staf esensial, sebut Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha.

"KBRI Kyiv saat ini beroperasi dari Lviv," ujar Judha dalam pesan singkat kepada VOI, Jumat 18 Maret.

Judha juga memastikan, sejauh ini kebutuhan logistik untuk operasi KBRI mencukupi, di tengah perang yang berkecamuk di Ukraina.

"Logistik aman," tandasnya.

Sebelumnya, Judha menerangkan selain 9 staf esensial dan keluarga KBRI, ada 23 WNI yang memilih bertahan di Ukraina lantaran menikah dengan warga setempat, dari total 165 WNI di Ukraina. Dikatakannya, 124 WNI sudah dievakuasi dan sembilan lainnya dalam upaya evakuasi dari Chernihiv.

"Mereka tersebar ada yang di Lugansk, Odessa, Lviv, Kyiv, Mykolaiv, Kherson dan Vinnitsia, jadi memang tersebar di beberapa titik," ungkapnya.

"Untuk WNI non-staf esensial, terutama adalah perempuan yang menikah dengan warga negara Ukraina. Karena ada aturan di Ukraina untuk laki-laki dewasa usia 18-60 tahun dilarang keluar Ukraina untuk wajib militer, jadi mereka atas kesadaran sendiri, memahami risikonya, mereka ingin tetap bersama suaminya. Selain istri, juga ada anak-anak yang berkewarganegaraan ganda, namun tetap kita hitung sebagai WNI," tandasnya.

Untuk diketahui, ratusan ribu pengungsi berlindung jauh dari medan perang Ukraina di Lviv. Kota di Ukraina barat ini dekat dengan perbatasan Polandia, berjarak ratusan mil dari Rusia dan telah menjadi salah satu tujuan utama bagi orang Ukraina yang terpaksa melarikan diri dari zona pertempuran.

Rusia telah meningkatkan serangan rudal terhadap sasaran yang tersebar di Ukraina barat dalam beberapa hari terakhir, dalam apa yang dilihat pejabat Ukraina sebagai upaya untuk memperluas konflik di luar daerah di mana pasukan mereka sekarang terhambat.