Rusia Lancarkan Serangan Udara Terbesar Terhadap Lviv Sejak Invasi, Koordinator PBB: Sebabkan Penderitaan Manusia
Serangan udara Rusia terhadap Lviv 15 Agustus. (Wikimedia Commons/State Emergency Service of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia menghujani dua wilayah barat Ukraina yang berbatasan dengan Polandia, menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari selusin lainnya, kata pejabat Ukraina, sementara PBB mengkritik gelombang serang tersebut.

Media lokal mengatakan serangan itu merupakan serangan udara terbesar di wilayah Lviv sejak invasi Rusia pada Februari 2022.

Korban jiwa dilaporkan di wilayah barat laut Volyn. Para pejabat mengatakan sebuah perusahaan industri di ibu kota regional Lutsk diserang dalam serangan semalam. Beberapa orang juga dirawat di rumah sakit, kata Gubernur Yuriy Pohulyaiko.

Sementara perusahaan Swedia SKF mengatakan, pabriknya di Lutsk terkena rudal semalam dan menewaskan tiga karyawan.

Lima belas orang juga terluka di wilayah Lviv, kata Gubernur Maksym Kozytskyi. Enam rudal merusak puluhan bangunan dan taman bermain taman kanak-kanak di dalam dan sekitar ibu kota daerah. Kozytskyi mengatakan korban termuda berusia 10 tahun.

Volyn dan Lviv berbatasan dengan Polandia dan berada ratusan mil dari garis depan, tempat militer Ukraina menangkis pasukan Rusia dalam perang yang berlangsung hampir 18 bulan.

Sementara itu, operator jaringan nasional Ukrenergo mengatakan saluran listrik di wilayah itu juga rusak, tetapi aliran listrik telah dipulihkan ke mereka yang terkena dampak.

Lviv relatif tidak terdampak serangan udara Rusia hingga Juli lalu. Kota ini dinilai aman dari konflik, dengan beberapa kantor pemerintah pindah ke sana dan LSM internasional menggunakannya sebagai basis. Itu juga menjadi titik transit bagi pengungsi Ukraina dalam perjalanan ke Polandia dan sekitarnya.

"Ini adalah wilayah di mana tempat jutaan orang mencari keselamatan dan perlindungan setelah melarikan diri dari kengerian invasi Rusia," kata Denise Brown, koordinator residen PBB di Ukraina, dalam sebuah pernyataan yang mengecam serangan tersebut, melansir Reuters 15 Agustus.

"Serangan terus-menerus Rusia yang mengenai infrastruktur penting di daerah berpenduduk menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa," tandasnya.

Terpisah, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan, infrastruktur sipil, termasuk sekolah dan rumah sakit telah rusak di delapan wilayah selama serangan Hari Selasa.

"Teror harian Rusia memiliki satu tujuan: menghancurkan kami, semangat kami untuk berperang," tulis Andriy Yermak, kepala administrasi kepresidenan Ukraina, di Telegram.

"Ini tidak akan terjadi," tegasnya.

Sementara itu, angkatan udara mengatakan serangan kali ini melibatkan setidaknya 28 rudal jelajah, dengan 16 di antaranya berhasil ditembak jatuh. Sedangkan juru bicara Yuriy Ihnat mengatakan kepada televisi Ukraina, rudal yang masuk terus-menerus berubah arah, menyulitkan pertahanan udara untuk menangkisnya.