Infrastruktur Listriknya Lumpuh dan Terancam Kegelapan di Musim Dingin, Presiden Zelensky Desak DK PBB Hukum Rusia
Presiden Zelensky saat menghadiri pertemuan online DK PBB. (Wikimedia Commons/President Of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak melawan Rusia, terkait serangan udara terhadap infrastruktur sipil yang kembali menjerumuskan kota-kota Ukraina ke dalam kegelapan dan dingin saat musim dingin tiba.

Rusia melepaskan rentetan rudal di seluruh Ukraina pada Hari Rabu, menewaskan 10 orang, memaksa penutupan pembangkit listrik tenaga nuklir, memotong pasokan air dan listrik di banyak tempat.

"Hari ini hanya satu hari, tetapi kami telah menerima 70 rudal. Itu adalah formula teror Rusia. Ini semua mengenai infrastruktur energi kami. Rumah sakit, sekolah, transportasi, distrik perumahan semuanya menderita," kata Presiden Zelensky dalam pidato melalui tautan video saat pertemuan DK PBB, melansir Reuters 24 November.

Ukraina sedang menunggu untuk melihat "reaksi yang sangat tegas" terhadap serangan udara Rabu dari dunia, tambahnya.

Sementara itu, DK PBB tidak mungkin mengambil tindakan apapun dalam menanggapi banding, karena Rusia adalah anggota dengan hak veto.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin "jelas mempersenjatai musim dingin untuk menimbulkan penderitaan yang luar biasa pada rakyat Ukraina."

Presiden Rusia "akan mencoba membekukan negara agar tunduk," tambahnya.

Terpisah, Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya dengan mengeluh bahwa itu melanggar aturan dewan terkait penampilan Presiden Zelensky melalui video, menolak apa yang disebutnya "ancaman dan ultimatum sembrono" oleh Ukraina dan pendukungnya di Barat.

Nebenzya mengatakan, kerusakan infrastruktur Ukraina disebabkan oleh rudal yang ditembakkan oleh sistem pertahanan udara Ukraina yang jatuh ke wilayah sipil setelah ditembakkan ke rudal Rusia.

Ia meminta Barat untuk berhenti menyediakan rudal pertahanan udara kepada Ukraina.

Sementara itu, Ibukota Kyiv adalah salah satu target utama serang rudal pada Hari Rabu.

"Hari ini kami mendapat tiga serangan di gedung apartemen bertingkat tinggi. Sayangnya 10 orang tewas," kata Menteri Dalam Negeri Denys Monastyrsky.

Semua wilayah Kyiv, tempat tinggal lebih dari 3 juta orang, kehilangan listrik dan air mengalir, kata gubernur Kyiv.

Sebagian besar Ukraina mengalami masalah serupa, beberapa daerah menerapkan pemadaman darurat untuk membantu menghemat energi dan melakukan perbaikan.

Sementara itu, Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko, berbicara Rabu malam mengatakan 80 persen orang di ibukota masih tanpa listrik dan air.

Tetapi, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan kru perbaikan sedang bekerja keras dan "listrik akan mulai muncul dalam beberapa jam mendatang."

Pada pukul 6 sore, listrik di separuh kota barat Lviv telah pulih setelah perbaikan, kata wali kota.

Sejak Oktober, Rusia telah mengakui menargetkan jaringan energi sipil Ukraina jauh dari garis depan, karena serangan balasan Ukraina telah merebut kembali wilayah dari penjajah Rusia di timur dan selatan.

Moskow mengatakan, tujuan serangan misilnya adalah melemahkan kemampuan Ukraina untuk berperang dan mendorongnya untuk bernegosiasi.

Adapun Kyiv mengatakan serangan terhadap infrastruktur merupakan kejahatan perang, yang sengaja dimaksudkan untuk merugikan warga sipil dan melanggar kehendak nasional.

"Kami akan memperbarui segalanya dan melewati semua ini karena kami adalah orang yang tidak bisa dihancurkan," tegas Presiden Zelensky.