Presiden Putin Nilai Barat Anggap Enteng Peringatan Batas Garis Merah, Sebut Hubungan dengan AS Tidak Memuaskan
Ilustrasi Presiden Joe Biden dan Presiden Vladimir Putin. (WIkimedia Commons/Official White House Photo/David Lienemann)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Hari Kamis, negara-negara Barat menganggap enteng peringatan batas garis merah Rusia, membuat Moskow butuh jaminan keamanan yang serius.

Dalam pidato kebijakan luar negeri yang luas, pemimpin Kremlin juga menggambarkan hubungan dengan Amerika Serikat sebagai 'tidak memuaskan' tetapi mengatakan Rusia tetap terbuka untuk berdialog dengan Washington.

Kremlin mengatakan pada Bulan September, NATO akan melangkahi garis merah Rusia jika memperluas infrastruktur militernya di Ukraina. Moskow sejak itu menuduh Ukraina dan NATO berperilaku tidak stabil, termasuk di Laut Hitam.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Presiden Putin mengeluh pembom strategis Barat yang membawa "senjata yang sangat serius" terbang dalam jarak 20 km (12,5 mil) dari perbatasan Rusia.

"Kami terus-menerus menyuarakan keprihatinan kami tentang ini, berbicara tentang garis merah, tetapi kami memahami mitra kami, bagaimana saya membuatnya lebih halus, memiliki sikap yang sangat dangkal terhadap semua peringatan kami dan pembicaraan tentang garis merah," kritik Presiden Putin dikutip dari Reuters 19 November.

Lebih jauh Presiden Putin menyebut NATO, yang bulan lalu memutus hubungannya dengan Rusia, telah mengancurkan seluruh mekanisme dialog.

Presiden Putin mengatakan kepada pejabat kementerian luar negeri, Rusia perlu mencari jaminan keamanan jangka panjang dari Barat, meskipun dia mengatakan ini akan sulit dan tidak menjelaskan bentuk jaminan apa yang harus diambil.

Hubungan Rusia-Barat telah berada di posisi terendah pasca-Perang Dingin selama bertahun-tahun, tetapi nadanya telah menajam dalam beberapa pekan terakhir, karena Ukraina dan negara-negara NATO telah meningkatkan kekhawatiran atas pergerakan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina, mencoba menebak niat sebenarnya Moskow.

Namun, terlepas dari daftar perselisihan yang berkembang, Kremlin telah mempertahankan kontak tingkat tinggi dengan Washington dan berulang kali berbicara tentang kemungkinan pertemuan puncak antara Presiden Putin dan Presiden AS Joe Biden untuk menindaklanjuti pertemuan awal mereka di Jenewa pada Juni, yang menurut Presiden Putin telah membuka ruang untuk perbaikan dalam ikatan.

Kendati demikian, Presiden Putin menggambarkan hubungan Rusia dengan Amerika Serikat sebagai 'tidak memuaskan', namun mengatakan Moskow terbuka untuk berdialog.

"Ya, dalam banyak pertanyaan bilateral dan internasional, kepentingan, evaluasi, posisi kami memang berbeda, seperti yang diketahui semua orang, terkadang secara radikal," sebut Presiden Putin.

"Namun, saya ingin mengatakan sekali lagi, kami terbuka untuk kontak dan pertukaran pendapat, dialog konstruktif," tandasnya.

Terpisah, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip kantor berita RIA mengatakan, kedua presiden dapat mengadakan pertemuan virtual sebelum akhir tahun.

Sebelumnya, Peskov mengatakan kepada wartawan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev dan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan membahas keamanan siber, Ukraina, dan krisis migran di perbatasan Belarusia dalam panggilan telepon pada hari Rabu.

Juru Bicara Kremlin mengatakan panggilan itu adalah bagian dari persiapan untuk "kontak tingkat tinggi" antara presiden.