Ukraina Ingin NATO Ikut Mengamankan Laut Hitam, Mengintegrasikan Pertahanan Udara dan Rudal dengan Aliansi
Menlu Ukraina Dmytro Kuleba. (President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) harus memainkan peran yang lebih besar dalam keamanan di Laut Hitam, mengintegrasikan pertahanan udara dan rudal Ukraina dengan anggota aliansi, kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pada Hari Kamis.

Bukan tanpa alasan, sebab Laut Hitam dan pantai Ukraina telah menjadi medan perang penting sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu.

"Laut Hitam berperan penting untuk membuat seluruh Eropa damai dan berorientasi pada masa depan," kata Kuleba, berbicara melalui tautan video, dalam konferensi keamanan Laut Hitam di ibu kota Rumania, Bukares, melansir Reuters 14 April.

"Sedihnya, ini juga menunjukkan seberapa cepat hal-hal dapat memburuk jika seseorang mengabaikan ancaman. Sudah waktunya untuk mengubah Laut Hitam menjadi Laut Baltik, lautan NATO," serunya.

Pernyataan itu dikesampingkan Moskow, di mana juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dalam pengarahan: "Laut Hitam tidak akan pernah menjadi laut NATO."

Dia menambahkan: "Ini adalah laut bersama, itu harus menjadi lautan kerja sama, interaksi, dan keamanan untuk semua negara pesisirnya. Dan keamanan ini tidak dapat dipisahkan."

Baik Moskow maupun Kyiv mengandalkan laut untuk perdagangan, termasuk memasok pasar biji-bijian sebagai dua pengekspor makanan terbesar di dunia. Blokade Rusia mengancam akan menyebabkan krisis pangan global tahun lalu, sampai Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Turki menengahi kesepakatan untuk menjaga pelabuhan tetap terbuka, dengan diplomasi terus berlanjut untuk memperpanjangnya.

"Kita perlu mengatasi masalah umum Rusia bersama-sama. Misalnya, saya mendukung ide ahli untuk mengintegrasikan sistem pertahanan udara dan rudal Ukraina dengan salah satu sekutu NATO di Laut Hitam dan Laut Baltik," paparnya.

Terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal NATO Mircea Geoana tidak secara langsung mengomentari seruan Kuleba, tetapi kemudian mengatakan bahwa aliansi tersebut terus meningkatkan kehadirannya di wilayah Laut Hitam.

Gugus tugas bersama dengan Uni Eropa telah dibentuk untuk menangani infrastruktur penting, katanya.

"Saya mendorong negara-negara di kawasan Laut Hitam untuk mengadopsi dan aktif dalam format baru ini karena Laut Hitam memiliki infrastruktur... yang perlu kita lindungi," sebut Geoana.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rumania Bogdan Aurescu mengatakan, pijakan NATO yang kuat di Laut Hitam ke depan adalah "keharusan" dan negaranya akan terus bekerja dengan sekutu NATO dan mengembangkan kehadiran bergilir di Laut Hitam.

Diketahui, Rusia memiliki Armada Laut Hitam yang berbasis di Krimea, semenanjung Ukraina yang direbut dan dianeksasi Moskow pada tahun 2014. Merebut pelabuhan Ukraina telah menjadi tujuan utama Rusia.

Sejak invasi tahun lalu, Moskow telah merebut seluruh pesisir Laut Azov yang bermuara ke Laut Hitam, tetapi pergerakannya di sepanjang pantai Laut Hitam terhenti sekitar 130 km (80 mil) di timur pelabuhan utama Ukraina, Odesa.

Kyiv tidak memiliki angkatan laut yang sebanding, tetapi dampak keunggulan Rusia di laut telah berkurang sejak Ukraina menenggelamkan kapal penjelajah andalan Rusia Moskva setahun yang lalu dan merebut kembali Pulau Ular, singkapan berbatu di dekat jalur laut ke Odesa.

Sementara di bagian utara Eropa, peta keamanan di sekitar Laut Baltik telah digambar ulang pada tahun lalu oleh keputusan Finlandia dan Swedia untuk mendaftar bergabung dengan NATO, meninggalkan Rusia segera menjadi satu-satunya negara pantai di luar aliansi militer Barat.

Permohonan oleh Ukraina dan Georgia untuk bergabung dengan NATO akan memiliki dampak yang sama di Laut Hitam, di mana Bulgaria, Rumania dan Turki sudah menjadi anggota.

Kuleba mengatakan KTT NATO yang akan datang di Vilnius akan menjadi kesempatan untuk melanjutkan keanggotaan NATO yang telah lama dicari Ukraina, "untuk menunjukkan bahwa pintu tidak hanya terbuka, tetapi ada rencana yang jelas tentang kapan dan bagaimana Ukraina akan memasukinya."

Sedangkan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan, Kyiv membutuhkan jaminan yang akan membuat agresi Rusia di masa depan tidak mungkin dilakukan. "Tidak ada alternatif untuk aksesi Ukraina ke NATO," tandasnya.