Bagikan:

JAKARTA - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah memesan rudal antipesawat Stinger senilai hampir 700 juta dolar AS (Rp11.390.295.000.000) atas nama beberapa negara anggota, kata Sekretaris Jenderal aliansi Jens Stoltenberg pada Hari Selasa.

"Baru hari ini, (badan pengadaan NATO) NSPA menandatangani kontrak multinasional baru untuk rudal Stinger senilai hampir 700 juta dolar AS," katanya pada pertemuan para pemimpin industri pertahanan di sela-sela pertemuan puncak NATO di Washington, Amerika Serikat, melansir Reuters 10 Juli.

Kontrak terakhir untuk rudal Stinger, yang dibuat oleh Divisi Raytheon RTX, diberikan pada bulan Mei 2022 ketika Angkatan Darat AS mengontrak rudal antipesawat senilai 625 juta dolar AS untuk mengisi kembali stok yang dikirim ke Ukraina.

Rudal Stinger yang ditembakkan dari bahu sangat diminati di Ukraina, di mana rudal tersebut berhasil menghentikan serangan Rusia dari udara, dan di negara-negara tetangga Eropa yang khawatir mereka mungkin juga perlu memukul mundur pasukan Rusia.

Pesanan NATO untuk Stinger akan membuat lini produksi tetap berjalan hingga tahun 2029, kata juru bicara RTX kepada Reuters.

Diketahui, kebutuhan akan peningkatan sistem pertahanan udara kembali diutarakan Ukraina, menyusul serangan udara yang menghantam Kyiv dan sejumlah kota di negara itu.

Pemerintah Ukraina berulang kali mengutarakan kebutuhannya akan peningkatan sistem pertahanan udara dari Sekutu. Terbaru, Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov mengatakan, Ukraina masih kekurangan pertahanan udara dan mendesak sekutu Kyiv untuk segera memasok lebih banyak sistem guna melindungi kota-kota dari serangan Rusia, menyusul serangan Hari Senin.

NATO sendiri menggelar KTT di Washington pada 9-11 Juli ini. Pekan lalu, seorang pejabat Negeri Paman Sam mengatakan, anggota aliansi akan menegaskan kembali dukungan politik, militer dan keuangan bagi Ukraina dalam KTT kali ini.

Pejabat senior Amerika itu juga mengatakan Amerika Serikat dan beberapa sekutu NATO akan mengumumkan langkah-langkah baru untuk memperkuat pertahanan udara dan kemampuan militer Ukraina untuk membantu Ukraina terus mempertahankan diri mereka saat ini.

Juga pekan lalu, Ukraina menerima bantuan ketiga sistem pertahanan udara rudal Patriot yang dipasok oleh Jerman. Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan pada awal tahun ini, negaranya membutuhkan setidaknya tujuh sistem Patriot tambahan untuk melindungi diri mereka sendiri.