Bagikan:

JAKARTA - Rusia tegas memperingatkan Barat akan ada tanggapan militer yang keras terhadap setiap serangan di wilayah Rusia, menuduh Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa menghasut Ukraina untuk menyerang Rusia.

Dua bulan sejak Rusia menginvasi Ukraina, Rusia dalam beberapa hari terakhir melaporkan serangkaian serangan oleh pasukan Ukraina di wilayahnya yang berbatasan dengan Ukraina, memperingatkanserangan semacam itu berisiko menimbulkan eskalasi yang signifikan.

Ukraina belum secara langsung menerima tanggung jawab, tetapi mengatakan insiden itu adalah balasan. Sementara, Rusia telah tersinggung dengan pernyataan dari anggota NATO Inggris yang mengatakan, sah bagi Ukraina untuk menargetkan logistik Rusia. Baca selengkapnya

"Di Barat, mereka secara terbuka menyerukan Kyiv untuk menyerang Rusia, termasuk dengan penggunaan senjata yang diterima dari negara-negara NATO," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kepada wartawan di Moskow, melansir Reuters 28 April.

"Saya tidak menyarankan Anda untuk menguji kesabaran kami lebih jauh," tegasnya.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Hari Selasa, jika serangan seperti itu berlanjut, maka Moskow akan menargetkan pusat pengambilan keputusan di Ukraina, termasuk yang dikatakan Penasihat Barat membantu Kyiv.

"Kyiv dan ibu kota Barat harus menanggapi pernyataan dari Kementerian Pertahanan dengan serius, hasutan lebih lanjut dari Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia pasti akan menghasilkan tanggapan keras dari Rusia," tukas Zakharova.

Lebih jauh, Zakharova menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai boneka Barat, yang digunakan Amerika Serikat untuk mengancam Rusia.

"Kamu sedang dimanfaatkan," sebut Zakharova.

Diketahui, Amerika Serikat telah mengesampingkan pengiriman pasukannya sendiri atau NATO ke Ukraina. Tetapi, Washington dan sekutu Eropanya telah memasok senjata ke Kyiv seperti drone, artileri berat Howitzer, anti-pesawat Stinger dan rudal anti-tank Javelin.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, pengiriman senjata besar seperti itu sebagai bagian dari rencana yang lebih luas oleh Amerika Serikat dan sekutunya untuk menghancurkan Rusia. Ia berjanji itu tidak akan pernah berhasil.

Invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal, serta menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi paling serius antara Rusia dan Amerika Serikat, sejak Krisis Rudal Kuba 1962.