Rusia Kembali Ubah Struktur Komando Perang di Ukraina, Kepala Staf Militer Pimpin Langsung: Karena Taktik, Kritik atau Intrik?
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, Kepala Staf Militer Rusia Jenderal Valery Gerasimov, Presiden Vladimir Putin dan Jenderal Sergey Surovikin. (Wikimedia Commons/Пресс-служба Президента Российской Федерации)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia melalui Kementerian Pertahanan kembali melakukan perubahan struktur komando operasi militer khusus di Ukraina, dengan jenderal militer tertinggi turun tangan langsung memimpin operasi.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menunjuk Kepala Staf Umum Valery Gerasimov pada Hari Rabu untuk mengawasi kampanye militer di Ukraina, dalam perombakan terbaru kepemimpinan militer Moskow, menurut Kementerian Pertahanan Rusia seperti melansir Reuters 12 Januari.

Kementerian Pertahanan menerangkan, penunjukan baru dalam operasi militer khusus di Ukraina terkait dengan cakupan tugas yang lebih luas dan kebutuhan koordinasi yang lebih erat antara semua cabang dan layanan militer.

"Tingkat komando militer yang lebih tinggi dalam operasi militer khusus, terkait dengan cakupan misi yang lebih luas yang ditangani dalam perjalanannya, kebutuhan untuk mengatur koordinasi yang lebih erat antara cabang militer dan layanan angkatan bersenjata, juga peningkatan kualitas semua jenis logistik, dukungan dan efisiensi dalam komando dan kendali kelompok pasukan (pasukan)," terang kementerian itu, mengutip TASS.

valery gerasimov
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, Presiden Vladimir Putin dan Kepala Staf Militer Jenderal Valery Gerasimov. (Sumber: Kremlin)

Dalam struktur baru, Kepala Staf Umum Jenderal Angkatan Darat Valery Gerasimov diangkat sebagai komandan kelompok pasukan terpadu. Deputinya adalah Panglima Angkatan Udara Jenderal Sergey Surovikin, Panglima Tertinggi Angkatan Darat Jenderal Angkatan Darat Oleg Salyukov, dan juga Wakil Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Kolonel Jenderal Alexey Kim," kata kementerian itu.

Memasuki bulan kesebelas, kampanye militer Rusia di Ukraina yang dimulai pada 24 Februari tahun lalu tidak semulus diperkirakan dan banyak menuai kritik.

Surovikin sendiri sebelumnya ditunjuk sebagai komandan operasi militer Rusia di Ukraina pada Oktober lalu. Seperti perubahan sebelumnya, kali ini pun dikatakan bukan pergolakan.

"Jenderal dipindahkan, dikocok dari front ke markas besar. Dari markas besar ke front. Surovikin tidak dihukum dan Gerasimov tidak dihukum. Semuanya satu tim. Tentu saja dengan persaingan, yang selalu terjadi," kata komentator televisi Rusia Sergey Markov di Telegram, seperti mengutip CNN.

Beberapa analis percaya langkah itu mungkin juga merupakan upaya kementerian, untuk melakukan kontrol yang lebih ketat atas kampanye menjelang beberapa bulan kritis di mana sisa pasukan cadangan yang dimobilisasi pada musim gugur 2022 akan dikerahkan setelah pelatihan.

sergey surovikin
Jenderal Sergei Surovikin bersama Presiden Rusia Vladimir Putin. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru)

Mark Galeotti, peneliti senior di Royal United Services Institute, mengatakan "itu adalah semacam penurunan pangkat (untuk Gerasimov). Sekarang tergantung padanya, dan saya menduga Putin memiliki ekspektasi yang tidak realistis lagi."

Sementara Rob Lee dari King's College London men-tweet, pengumuman Hari Rabu "menegaskan kembali posisi Kementerian Pertahanan dalam mengawasi perang... ini mungkin juga sebagian merupakan tanggapan terhadap peran Grup Wagner yang semakin berpengaruh dan publik dalam perang."

Bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, sangat vokal dan terlihat di garis depan, karena tentara swastanya secara mencolok terlibat dalam penyerangan Kota Soledar di wilayah timur Donetsk. Dia telah berulang kali mengatakan, pejuang tentara bayaran Wagner secara eksklusif bertanggung jawab atas kemajuan di wilayah Soledar.

Diketahui, Prigozhin dan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu memiliki sejarah perbedaan yang panjang. Tetapi, Prigozhin memuji Jenderal Surovikin, karena mengatur penarikan pasukan Rusia secara tertib di wilayah Kherson selatan, karena posisi mereka semakin tidak dapat dipertahankan.

Pada Bulan November, Prigozhin mengatakan di saluran Telegramnya: "Jenderal harus memenangkan kemenangan demi kemenangan setiap hari. Kepada siapa Surovikin dapat dibandingkan? Surovikin jujur dan berprinsip, dia dipercaya oleh tentara."

militer rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin langsung latihan militer strategis Rusia. (Twitter/@mod_russia)

Pengumuman Hari Rabu menyusul berita pengangkatan Kolonel Jenderal Alexander Lapin sebagai Kepala Staf Umum Angkatan Darat, setelah dicopot dari jabatan komandan Distrik Militer Pusat pada Bulan Oktober.

Baik Prigozhin maupun Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov memilih Lapin untuk dikritik. "Bukan hanya Lapin yang tidak berharga. Itu fakta bahwa dia dilindungi oleh para pemimpin di Staf Umum," tulis Kadyrov di saluran Telegramnya pada Oktober tahun lalu.

Dikatakan, penunjukan Gerasimov kemungkinan atas perintah Presiden Putin, tidak dapat dibayangkan jika dilakukan tanpa persetujuannya.

Dara Massicot, seorang peneliti senior di Rand Corporation, mengatakan, Kementerian Pertahanan sedang "menurunkan pangkat komandan senior mereka yang paling kompeten dan menggantikannya dengan yang tidak kompeten. Ini adalah kisah yang memiliki semuanya: pertikaian, perebutan kekuasaan, kecemburuan”

Dia mengatakan, meskipun Surovikin tidak melakukan kesalahan strategis, Shoigu dan Gerasimov harus disalahkan atas perencanaan kampanye yang buruk.

"Mereka gagal. Mereka menandatangani rencana rahasia, banyak asumsi buruk, tidak memberi tahu mayoritas pasukan mereka. (Itu) menyebabkan banyak korban dan kekuatan yang sebagian rusak," cuit Massicot.

Sementara itu, seorang blogger militer terkemuka yang mengunggah di aplikasi pesan Telegram dengan nama Rybar mengatakan, Surovikin, seorang veteran kampanye Rusia di Chechnya dan Suriah, dijadikan korban atas serangkaian kegagalan militer Rusia baru-baru ini, termasuk serangan Ukraina terhadap barak Rusia di Kota Makiivka yang menewaskan sedikitnya 89 tentara Rusia pada Tahun Baru.

Terpisah, militer Ukraina mengatakan pihaknya mengantisipasi serangan baru Rusia di awal musim semi. Komandan militer secara keseluruhan di Ukraina, Jenderal Valery Zaluzhny, mengatakan kepada The Economist pada Bulan Desember: "Mereka (pasukan Rusia) 100 persen sedang dipersiapkan."

Serangan besar Rusia bisa terjadi "pada Bulan Februari, paling 'baik' pada Bulan Maret dan paling buruk pada akhir Januari," ujarnya.