JAKARTA - Afrika seharusnya tidak menjadi arena persaingan antara kekuatan dunia, Menteri Luar Negeri China Qin Gang mengatakan pada Hari Rabu, saat meresmikan markas baru untuk badan kesehatan pan-Afrika pada awal tur Afrika ke lima negara.
Menlu Qin mengunjungi fasilitas Uni Afrika di Addis Ababa, termasuk markas baru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika. China membiayai pembangunan kompleks tersebut, seperti yang sebelumnya dilakukan untuk markas Uni Afrika yang juga berbasis di ibu kota Ethiopia.
China telah menjadi mitra dagang terbesar Afrika selama lebih dari satu dekade. Ia 'bersaing' untuk mendapatkan pengaruh dengan Amerika Serikat - yang menjadi tuan rumah para pemimpin dari 49 negara Afrika bulan lalu - serta dengan bekas kekuatan kolonial seperti Inggris dan Prancis.
"Afrika harus menjadi panggung besar bagi kerja sama internasional, bukan arena kompetisi negara-negara besar," kata Menlu Qin dalam jumpa pers bersama Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki, melansir Reuters 12 Januari.
Menlu Qin bertemu dengan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dan pejabat pemerintah lainnya pada Hari Selasa, mengumumkan pembatalan sebagian utang Ethiopia ke China selama kunjungan tersebut, meskipun tidak ada pihak yang memberikan rincian.
Mengutip VOA, Menlu Qin menepis gagasan adanya persaingan China dan Amerika, sebaliknya, menyerukan ajakan untuk saling menghormati dalam berhubungan, bukan didasarkan pada menang atau kalah.
Seorang pembantu tepercaya Presiden Xi Jinping dan mantan duta besar untuk Amerika Serikat, Qin diangkat menjadi menteri luar negeri bulan lalu. Kunjungannya menandai tahun ke-33 berturut-turut Afrika menjadi tujuan tur luar negeri pertama menteri luar negeri China pada tahun kalender.
BACA JUGA:
Selain Ethiopia, Menlu Qin juga akan mengunjungi Mesir, Angola, Benin dan Gabon selama tur Afrika kali ini. Paul Nantulya, peneliti di Pusat Studi Strategis Afrika mengatakan, pilihan negara mencerminkan keragaman kepentingan China di Afrika.
China memiliki ikatan keamanan yang kuat dengan Mesir dan Angola. Mengunjungi Benin dan Gabon menunjukkan ambisi untuk memperluas pembangunan infrastruktur Sabuk dan Jalan Beijing - yang telah lama berfokus terutama pada wilayah Samudra Hindia - ke Afrika barat, katanya kepada radio Voice of America.