Dokumen Rahasia di Bekas Kantornya Langsung Diserahkan ke Arsip Nasional, Presiden Biden: Kami Kooperatif
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (Wikimedia Commons/The White House)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joe Biden mengatakan pada Hari Selasa, dirinya terkejut mengetahui adanya penemuan dokumen rahasia ditemukan di bekas kantornya di Penn Biden Center for Diplomacy and Global Engagement, mengatakan dia dan timnya kooperatif sepenuhnya untuk meninjau apa yang terjadi.

Dalam keterangan pers bersama Presiden Meksiko dan PM Kanada di sela-sela pertemuan pemimpin negara Amerika Utara, Presiden Biden mengatakan dirinya menangani dokumen rahasia dengan serius. Ia mengaku tidak mengetahui isi dokumen tersebut.

"Kami kooperatif sepenuhnya terkait peninjauan, yang saya harap akan segera selesai," kata Presiden Biden, melansir Reuters 11 Januari.

Seorang Demokrat, Presiden Biden telah menghadapi kritik dari Partai Republik setelah Departemen Kehakiman meluncurkan penyelidikan tahun lalu, terhadap penanganan dokumen rahasia mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik yang ditemukan Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida miliknya.

Namun, kedua masalah ini dinilai berbeda dalam beberapa hal.

Pengacara Presiden Biden menemukan kurang dari selusin catatan rahasia di dalam bekas kantornya, kemudian memberi tahu Arsip Nasional AS tentang penemuan mereka, menyerahkan materi, dan mengatakan mereka bekerja sama dengan Arsip dan Departemen Kehakiman.

Presiden Biden diketahui secara berkala menggunakan ruang kantor tersebut dari pertengahan 2017, setelah masa jabatannya sebagai wakil presiden untuk Presiden Demokrat Barack Obama berakhir, hingga dimulainya kampanye pemilihan presiden 2020.

joe biden
Presiden Joe Biden. (Wikimedia Commons/Adam Schultz)

Sebaliknya, Trump menyimpan ribuan catatan pemerintah, beberapa ratus di antaranya ditandai sebagai rahasia, di dalam kediamannya di Florida selama lebih dari setahun setelah meninggalkan Gedung Putih. Itu tidak segera dikembalikan atau dengan sukarela, meskipun ada banyak permintaan dari Arsip Nasional.

Ketika Trump akhirnya menyerahkan 15 kotak catatan pada Januari 2022, Arsip Nasional menemukan lebih dari 100 kotak telah ditandai sebagai rahasia. Lembaga itu kemudian merujuk masalah tersebut ke Departemen Kehakiman.

Penyelidik mencoba membuat Trump mengembalikan catatan rahasia yang tersisa melalui panggilan pengadilan dewan juri dan kunjungan Mar-a-Lago. Pada kunjungan itu, penasihat Trump mengembalikan beberapa lusin catatan rahasia tambahan, dan membuktikan bahwa tidak ada materi rahasia lain yang tersisa di kediaman tersebut.

Mencurigai masih ada dokumen lain, FBI mencari dan memperoleh persetujuan pengadilan pada Bulan Agustus, untuk menggeledah rumah Trump di Florida, di mana agen menemukan lebih dari 13.000 catatan tambahan, sekitar 100 di antaranya sangat rahasia.

Jaksa Agung AS Merrick Garland pun menunjuk Penasihat Khusus Jack Smith pada Bulan November untuk menyelidiki masalah tersebut.

Untuk membuktikan terjadinya kejahatan, penyelidik memerlukan bukti untuk menunjukkan Trump atau rekan-rekannya secara sadar dan sengaja menyimpan catatan tersebut, dan dengan sengaja berusaha menghalangi penyelidikan departemen untuk mengembalikannya.

joe biden
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (Wikimedia Commons/The White House)

Terpisah, politisi Republik Mike Turner dari Komite Tetap Intelijen DPR mengirim surat yang meminta Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines, untuk "meninjau segera dan penilaian kerusakan" kasus dokumen Presiden Biden.

"Penemuan informasi rahasia ini akan membuat Presiden Biden berpotensi melanggar undang-undang yang melindungi keamanan nasional, termasuk Undang-Undang Spionase dan Undang-Undang Catatan Kepresidenan," ujar Turner dalam sebuah pernyataan.

Sementara Elise Stefanik, sekutu setia Trump yang memimpin kaukus Partai Republik, mengatakan dalam sebuah pernyataan, dokumen tersebut menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan nasional. Dia menyebutnya "mengganggu", bahwa mereka diserahkan ke Arsip Nasional sebelum pemilihan paruh waktu November " Departemen Kehakiman yang korup menutupinya selama dua bulan."

Presiden Biden membela penanganan dokumen tersebut.

"Mereka menemukan beberapa dokumen dalam sebuah kotak di dalam lemari yang terkunci, atau setidaknya sebuah lemari. Dan begitu mereka melakukannya, mereka menyadari ada beberapa dokumen rahasia di dalam kotak itu. Dan mereka melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Mereka segera menelepon pihak Arsip," papar Presiden Biden.

"Saya diberi pengarahan tentang penemuan ini dan terkejut saat mengetahui ada catatan pemerintah yang dibawa ke sana, ke kantor itu, tapi saya tidak tahu apa isi dokumen itu," tandasnya.

"Saya sudah menyerahkan kotak-kotak itu, mereka telah menyerahkan kotak-kotak itu ke Arsip, dan kami kooperatif sepenuhnya dengan peninjauan, yang saya harap akan segera selesai. Dan akan ada lebih banyak detail pada saat itu," pungkas Presiden Biden.