JAKARTA - Negara-negara Arab menolak gagasan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk merelokasi massal warga Palestina ke Mesir dan Yordania. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Otoritas Palestina bergabung dengan Yordania dan Mesir dalam mengumumkan posisi mereka soal rencana Trump tersebut.
Dalam pernyataannya, negara Arab mengatakan bahwa gagasan Trump mengancam stabilitas regional dan berisiko memperluas konflik Israel-Hamas.
Sebelumnya pada pekan lalu, Trump menyatakan keinginan melihat Jalur Gaza dibersihkan sebagai bagian dari operasi pascaperang. Sebagian besar wilayah kantong itu hancur setelah perang Israel selama 15 bulan sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang sekarang berada dalam gencatan senjata selama enam minggu
"Saya melihat seluruh Jalur Gaza sekarang dan itu berantakan," kata Trump dilansir Miami Herald, Minggu 2 Februari
Dia mengatakan akan mendesak Yordania dan Mesir untuk menerima lebih banyak warga Gaza. "Anda berbicara tentang sekitar satu setengah juta orang. Kami hanya membersihkan semuanya," ujar Trump.
Bahkan tim transisi Trump disebut sedang menjajaki gagasan untuk memindahkan sementara sebagian penduduk Palestina di Jalur Gaza ke Indonesia, saat upaya rekonstruksi di Gaza dimulai.
Namun, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Rolliansyah Soemirat mengatakan Pemerintah Indonesia tidak pernah mendapatkan informasi apapun mengenai hal ini.
Yordania dan Mesir dengan cepat mengecam saran Trump tersebut. Trump pada Sabtu (1/2/2025) menelepon Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi membahas kemungkinan memindahkan warga Palestina dari Gaza ke Mesir saat pembangunan Jalur Gaza digelar.
BACA JUGA:
Warga Palestina menilai keinginan Trump tersebut sebagai jebakan. Mereka khawatir jika meninggalkan Palestina nantinya tidak akan diizinkan kembali oleh Israel.
Sebelumnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan tegas menolak usulan Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina ke luar Jalur Gaza.