Bagikan:

JAKARTA - Yordania mengumumkan tentaranya telah menambah jumlah personelnya di sepanjang perbatasan dengan Israel, memperingatkan setiap upaya untuk memaksa warga Palestina menyeberangi Sungai Yordan akan merupakan pelanggaran terhadap perjanjian damai dengan negara tetangganya.

Perdana Menteri Bisher Khasawneh mengatakan, negaranya akan menggunakan "segala cara yang mereka bisa" untuk mencegah Israel menerapkan kebijakan pemindahan apa pun untuk mengusir warga Palestina secara massal dari Tepi Barat.

"Setiap perpindahan atau terciptanya kondisi yang mengarah pada hal tersebut, Yordania akan menganggapnya sebagai deklarasi perang dan merupakan pelanggaran signifikan terhadap perjanjian damai," jelas PM Khasawneh yang dikutip media pemerintah, merujuk pada perjanjian damai tahun 1994 dengan Israel, melansir Reuters 22 November.

"Hal ini akan mengarah pada likuidasi perjuangan Palestina dan merugikan keamanan nasional Yordania," tambah PM Khasawneh.

Sementara itu, para pejabat mengatakan tentara sudah dalam keadaan siaga tinggi terhadap kemungkinan apa pun.

Diketahui, konflik Israel-Gaza terbaru yang pecah bulan lalu telah menimbulkan ketakutan lama di Yordania, yang merupakan rumah bagi sejumlah besar pengungsi Palestina dan keturunan mereka.

Sementara, kelompok sayap kanan ultra-nasionalis garis keras yang kini berada di Pemerintahan Israel, diketahui sejak lama mendukung solusi Yordania-adalah-Palestina terhadap masalah Israel-Palestina.

Yordania, negara Arab kedua setelah Mesir yang menandatangani perjanjian perdamaian, memiliki hubungan keamanan yang kuat dengan Israel.

Namun, hubungan keduanya anjlok sejak munculnya salah satu pemerintahan paling sayap kanan dalam sejarah Israel.

"Perjanjian damai hanya akan menjadi selembar kertas di rak yang tertutup debu, jika Israel tidak menghormati kewajibannya dan melanggarnya," tegas PM Khasawneh.

Ancaman apa pun terhadap keamanan nasional Yordania akan "menempatkan semua opsi yang ada", katanya, seraya menambahkan pengerahan pasukan baru-baru ini di sepanjang perbatasan dengan Israel adalah bagian dari langkah-langkah untuk melindungi keamanan negara tersebut.

PM Khasawneh menambahkan, tindakan Israel di Tepi Barat dapat memicu kekerasan yang lebih luas, mengingat meningkatnya serangan pemukim Yahudi terhadap warga sipil Palestina sejak serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober.

"Israel harus menghindari eskalasi apa pun di Tepi Barat… Ini adalah garis merah yang tidak akan diterima Yordania," tegasnya.