Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bersyukur dengan kian berimbangnya hubungan dagang dengan China, berharap hambatan yang ada dapat dihilangkan, saat menerima kunjungan timpalannya dari Tiongkok Qin Gang di Jakarta, Rabu.

Menlu Retno mengatakan, Indonesia dan RRT telah memiliki Kemitraan Strategis Komprehensif selama 10 tahun. Itu kemudian didukung Plan of Action Penguatan Kemitraan Strategis Komprehensif RI-RRT yang disepakati November tahun lalu.

"Dengan Plan of Action ini, kerja sama ke depan menjadi lebih terarah dan jelas," kata Menlu Retno dalam keterangan pers bersama Menlu Qin, Rabu 22 Februari.

Dalam pertemuan bertajuk Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) ke-4 Indonesia-RRT, ada sejumlah hal yang dibahas oleh kedua negara. Diketahui, JCBC terakhir digelar di Beijing tahun 2018 silam.

Hal pertama yang ditekankan Menlu Retno adalah pentingnya penguatan kerja sama perdagangan. Dikatakan Menlu Retno, RRT adalah mitra dagang terbesar Indonesia.

"Yang patut disyukuri adalah, perdagangan dua negara sudah semakin seimbang. Dalam pertemuan, secara khusus saya sampaikan permintaan agar berbagai hambatan dagang dapat diatasi," jelas Menlu Retno dalam keterangan pers bersama Menlu Qin di Jakarta, Rabu 22 Februari.

menlu retno dan menlu qin
Menlu Retno Marsudi menerima kunjungan Menlu China Qin Gang (Sumber: Kementerian Luar Negeri/Lusinta Agustina)

Berikutnya, Menlu Retno menekankan pentingnya penguatan kerja sama investasi. Tahun lalu RRT menjadi investor kedua terbesar di Indonesia.

"Di kuartal terakhir tahun lalu, RRT bahkan menjadi investor nomor satu Indonesia. Indonesia akan terus perbaiki iklim investasi dengan mempertimbangkan kepentingan rakyat Indonesia. Berbagai kerja sama infrastruktur juga kita bahas dalam pertemuan," papar Menlu Retno.

Kemudian, Menlu Retno dan Menlu Qin juga membahas kerja sama Indonesia dengan China di bidang kesehatan.

"Indonesia melihat pentingnya penguatan kerja sama, antara lain mengenai implementasi kerja sama penelitian serta pengembangan vaksin dan genomika, penguatan kapasitas produksi bahan baku obat (BBO), implementasi komitmen kerja sama sister hospital serta pembangunan herbal center di Indonesia," urainya.

Selain itu, Menlu Retno juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama dan konektivitas setelah pandemi COVID-19. Menurutnya, dengan konektivitas yang baik, maka hubungan ekonomi dan hubungan antar masyarakat akan cepat pulih.

"Oleh karena itu, Indonesia mendorong pemulihan konektivitas antara Indonesia-RRT," sebut Menlu Retno.

Sebelum menemui Menlu Retno, Menlu Qin melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo. Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan pandangan bagaimana kedua negara dapat terus memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan, terutama di bidang ekonomi dan upaya menciptakan perdamaian dan stabilitas kawasan.