Temui Menlu dan Menhan Prancis, Menlu Retno Bahas Kerja Sama Strategis hingga Indo Pasifik
Menlu Retno bersama Menhan Parly. (Sumber: Kementerian Luar Negeri Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi melakukan serangkaian pembicaraan kerja sama strategis hingga isu kawasan, bersama dengan Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri Prancis, di tengah kunjungan kerja mengikuti The Indo-Pacific Ministerial Forum di Paris.

Pertemuan pertama digelar Menlu Retno dengan Menhan Prancis Florence Parly pada 18 Februari. Dalam kesempatan ini, kedua menteri bertukar pikiran mengenai situasi di kawasan Eropa dan Asia, menyoroti perkembangan di Ukraina dan Myanmar. Serta kerja sama strategis di berbagai bidang, termasuk bidang pertahanan

"Mengulang apa yang disampaikan Presiden RI saat menerima Menteri Parly, kerjasama pertahanan tidak hanya terfokus pada pembelian alutsista, namun juga pengembangan kapasitas, riset dan produksi bersama serta investasi, dalam rangka memperkuat industri strategis nasional," ujar Menlu Retno dalam keterangan Kementerian Luar Negeri seperti dikutip 21 Februari.

Dalam kesempatan yang sama, Menlu Retno menyampaikan kepada Menhan Parly, agar pertemuan 2+2 (Menlu+Menhan) kedua negara dapat diselenggarakan dalam waktu dekat.

menlu prancis dan menlu indonesia
Menlu Retno bersama Menlu Le Drien Prancis. (Sumber: Kementerian Luar Negeri RI)

Sementara dalam pertemuan dengan Menlu Jean-Yves Le Drian, Menlu Retno membahas kerjasama bilateral yang lebih luas, antara lain di bidang kesehatan, transisi energi, hambatan perdagangan komoditi, Indo-pasifik dan pertukaran pandangan mengenai perkembangan di Ukraina dan Myanmar.

Dalam keterangannya Kementerian Luar Negeri mengatakan, kedua menteri sepakat untuk terus perkuat kerjasama kesehatan, khususnya vaksin COVID-19. Indonesia sangat menghargai dukungan vaksin dari Perancis.

Sejauh ini, Indonesia telah terima 6.3 juta dosis vaksin dukungan Perancis. Dalam konteks yang lebih strategis, Perancis telah sampaikan dukungan kepada Indonesia untuk menjadi salah satu hub dari pengembangan vaksin mRNA di Kawasan Asia.

Menurut Menlu Retno, perluasan produksi vaksin mRNA merupakan hal krusial dalam memastikan keadilan dan pemerataan vaksinasi di dunia.

menhan prancis dan menlu indonesia
Menlu Retno bersama Menhan Parly. (Sumber: Kementerian Luar Negeri Indonesia)

"Dalam jangka panjang, kami ingin meningkatkan kapasitas produksi vaksin mRNA. Perluasan hub produksi dan transfer teknologi vaksin ke negara-negara berkembang dapat mendorong pemerataan dan keadilan vaksinasi dunia," terang Menlu Retno.

Mengenai kerjasama transisi energi, Indonesia menekankan pentingnya transfer teknologi yang terjangkau dan investasi, agar semua negara dapat melakukan transisi energi tanpa mengorbankan pembangunan dan pemenuhan SDGs. Menlu RI juga mengajak Prancis untuk meningkatkan investasi di Indonesia, terutama di bidang transisi energi. Hal ini sejalan dengan kesepakatan kedua negara yang tertuang dalam Letter of Intent on Cooperation to Accelerate Energy Transition in Indonesia.

Adapun mengengai kerja sama perdagangan, Menlu RI mendorong agar di masa Presidensi Prancis di Uni Eropa, dapat dicapai kemajuan yang berarti dalam perundingan I-EU CEPA, dan tidak lagi ada diskriminasi terhadap kelapa sawit, termasuk dalam rancangan regulasi UE yang baru, terkait deforestation free products.

menlu prancis menlu indonesia
Menlu Retno bersama Menlu Le Drien Prancis. (Sumber: Kementerian Luar Negeri RI)

Dan, mengenai isu Indo Pasifik, Menlu Retno menyampaikan pada ASEAN Retreat, ASEAN telah mendukung usulan Indonesia mengenai concept paper on Mainstreaming Four Priority Areas of the ASEAN Outlook on Indo Pasific.

Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno mengajak Prancis berpartisipasi dalam kerja sama konkret di bidang maritim, SDGs, perdagangan dan investasi.

"Saya berharap Prancis menjadi salah satu negara pertama yang membangun kerja sama dengan ASEAN di bisang maritime, SDGs, perdagangan, dan investasi," harap Menlu Retno.

Mengenai isu kawasan, Menlu Retno mengungkapkan Indonesia terus mendorong implementasi 5 point-consensus (5 PC), terkait dengan krisis di Myanmar yang masih belum mencapai kemajuan berarti. Sedangkan mengenai perkembangan krisis Ukraina, Indonesia berharap agar semua pihak memberikan kesempatan bagi negosiasi dan diplomasi untuk bekerja.

Untuk diketahui, Menlu RI berada di Paris untuk menghadiri The Indo-Pacific Ministerial Forum atas undangan Menlu Prancis. Selain menghadiri The Indo Pasific Ministerial Forum, Menlu juga akan memimpin Bali Process Steering Committee Ministerial Meeting, sebagai persiapan untuk pertemuan Bali Process yang akan diselenggarakan akhir tahun ini di Bali, sekaligus merayakan 20 tahun sejak terbentuk.