Bagikan:

JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pada Hari Selasa, pasukan Ukraina mempertahankan posisi mereka di garis depan wilayah timur, setelah Rusia melaporkan mereka telah mencapai target utama mereka di daerah tersebut.

Rusia, yang mencoba untuk mengamankan kontrol penuh atas dua provinsi timur yang membentuk wilayah industri Donbas Ukraina, telah meluncurkan serangan berulang kali, mengamankan keuntungan terbesarnya di sekitar kota pertambangan Bakhmut.

Sebaliknya, para pejabat Ukraina dan Barat mengatakan, pasukan pro-Moskow telah kehilangan ribuan orang.

"Sangat penting bahwa meskipun ada tekanan besar pada pasukan kami, garis depan tidak mengalami perubahan," jelas Presiden Zelensky dalam sebuah pidato video malam hari, setelah laporan rinci dari garis depan pada pertemuan komando militer Ukraina, melansir Reuters 22 Februari.

Pasukan Ukraina di wilayah timur Donetsk dan Lugansk melakukan segala cara untuk menahan serangan musuh, "dan Rusia sama sekali tidak mengalah meskipun mengalami kerugian yang mengejutkan," kata Presiden Zelensky.

Lebih lanjut dikatakan olehnya, pasukan Rusia yang berusaha merebut Avdiivka, titik fokus kedua serangan di wilayah Donetsk, bahkan menggunakan granat gas air mata.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukannya maju ke Bakhmut, yang hancur setelah berbulan-bulan dibombardir, namun dilihat oleh Kremlin sebagai pos penting untuk merebut kota-kota lain yang berada lebih jauh ke barat di wilayah Donetsk.

"Dalam dua hari terakhir saja, ada kemajuan lebih dari 2,5 km (1,5 mil) oleh unit-unit penyerang pada posisi Ukraina yang bercokol di daerah Artyomovsk," klaim kementerian itu, mengacu pada Bakhmut dengan nama era Uni Soviet yang digunakan di Rusia.

Terpisah, analis militer Ukraina telah melaporkan keuntungan tambahan oleh pasukan Rusia yang mencapai ratusan meter setiap kalinya, dengan pertempuran yang meluas ke beberapa bagian kota.

Pertempuran yang berlarut-larut untuk menguasai Bakhmut, telah memicu perdebatan publik yang hidup di Ukraina mengenai apakah layak mempertahankan pertahanan kota yang memiliki kepentingan strategis yang terbatas.

Sebelumnya, Presiden Zelensky mengatakan dalam sebuah wawancara minggu lalu, mungkin akan tiba saatnya ketika kerugian yang terus bertambah akan membuatnya tidak praktis untuk terus mempertahankan sebuah kota yang hanya memiliki 5.000 penduduk dari 70.000 penduduk sebelum perang.