JAKARTA - Rusia memperingatkan dengan tegas, siap bergerak lebih jauh dari perbatasan, jika jarak jangkauan senjata yang dipasol negara-negara Barat juga semakin jauh, menyinggung komitmen pada tahun 1999.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan, pihaknya akan menyesuaikan reaksi dengan ancaman yang ditimbulkan, dari peningkatan jarak jangkau senjata yang dipasok ke Ukraina.
"Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengomentari situasi yang akan muncul dengan kedatangan persenjataan baru, dengan saya hanya dapat menambahkan, semakin jauh jangkauan persenjataan yang akan Anda suplai, semakin jauh kita akan bergerak dari wilayah kita, melampaui garis yang Neo-Nazi dapat mengancam Federasi Rusia," tegas Menlu Lavrov memperingatkan, melansir TASS 6 Juni.
Dikatakannya, klaim formula 'tidak akan ada pasokan senjata, seandainya tidak ada operasi khusus' adalah penyederhanaan yang salah.
"Intinya adalah bahwa kami telah memperingatkan Inggris Raya, Amerika Serikat, dan anggota NATO lainnya selama 20 tahun: 'teman-teman yang terkasih, Anda menandatangani komitmen pada tahun 1999 bahwa tidak ada negara yang akan memperkuat keamanannya dengan mengorbankan keamanan negara lain dan karenanya mengapa Anda tidak bisa melakukan itu? Mengapa itu ternyata bohong? Dan sebaliknya, Anda berkata: 'menjauh dari kami, kami mengakui siapa yang kami inginkan.' Dan Anda telah berkembang lima kali lebih dekat ke perbatasan kami," tegas Menlu Lavrov.
Diketahui, Pemerintah AS mengumumkan pada 1 Juni, mereka akan memberikan paket bantuan militer baru ke Ukraina yang akan mencakup pengiriman senjata dan amunisi HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi). Dikatakan, batch pertama akan mencakup empat sistem roket.
BACA JUGA:
Para pejabat AS sebelumnya mengatakan, jangkauan serangan peluncur roket ringan beroda HIMARS tidak akan melebihi 80 km. Seperti yang ditekankan oleh pemerintah AS, Kyiv memberikan jaminan, sistem roket AS tidak akan digunakan untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia.
Sementara, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada 2 Juni, jaminan Kyiv pihaknya tidak akan menggunakan roket AS terhadap target di wilayah Rusia, tidak berarti dan tidak dapat dipercaya.