Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pada Hari Kamis, senjata Barat yang diberikan kepada Ukraina tidak untuk digunakan menyerang Moskow atau Kremlin, menanggapi peringatan keras dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kremlin kemarin mengatakan, negara-negara Barat yang memasok senjata ke Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia harus memperhitungkan Rusia, setelah Presiden Vladimir Putin mengatakan ia mempertimbangkan untuk mempersenjatai musuh-musuh Barat sebagai balasan.

Ketika ditanya tentang komentar Presiden Putin, Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada ABC News di sela-sela peringatan D-Day di Prancis, Ukraina terbatas dalam menembakkan senjata yang dipasok Washington ke sasaran-sasaran di dalam Rusia di dekat perbatasan kedua negara.

"Kita tidak berbicara tentang memberi mereka senjata untuk menyerang Moskow, untuk menyerang Kremlin," katanya, melansir Reuters 7 Juni.

"Tepat di seberang perbatasan tempat mereka menerima tembakan signifikan dari senjata konvensional yang digunakan oleh Rusia untuk masuk ke Ukraina guna membunuh warga Ukraina," lanjutnya.

Presiden Biden merujuk pada pasukan dan artileri Rusia yang ditempatkan tepat di dalam Rusia untuk mendukung serangan Rusia terhadap Kota Kharkiv di timur laut Ukraina, yang juga telah diserang dengan bom luncur yang diluncurkan oleh jet-jet Rusia dari wilayah udaranya.

Sebelumnya, saat berbicara dengan editor senior kantor berita internasional di St Petersburg pada Hari Rabu, Pemimpin Rusia mengatakan Moskow sedang mempertimbangkan untuk menyediakan senjata jarak jauh yang canggih, yang sifatnya serupa dengan yang diberikan Barat kepada Ukraina, kepada musuh-musuh Barat di seluruh dunia. Itu merujuk rudal jarak jauh yang dipasok ke Ukraina oleh AS dan Inggris.

"Kami berpikir, jika seseorang berpikir mungkin untuk memasok senjata semacam itu ke zona perang untuk menyerang wilayah kami dan menciptakan masalah bagi kami, maka mengapa kami tidak memiliki hak untuk memasok senjata kami dengan kelas yang sama ke wilayah-wilayah di dunia, tempat akan terjadi serangan terhadap fasilitas-fasilitas sensitif negara-negara yang melakukan hal ini terhadap Rusia?" kata Presiden Putin.

"Jadi tanggapannya bisa simetris. Kami akan memikirkannya," tegasnya.

Itu mengisyaratkan Kremlin dapat memasok senjata kepada musuh-musuh AS seperti milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah yang secara berkala meluncurkan roket dan pesawat nirawak ke pasukan AS. Namun, tidak jelas kepada siapa itu akan memberikan senjata dalam kasus Inggris.

Terpisah, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada TV pemerintah, ia yakin peringatan Presiden Putin telah didengar di Barat, di mana ia mengatakan peringatan itu sudah dipelajari.

"Mereka perlu memperhitungkan kami dan posisi kami. Kami tidak akan mengorbankan kepentingan kami," kata Peskov.

Ketika ditanya sebelumnya pada hari Kamis oleh wartawan apakah Kremlin akan menyebutkan negara atau wilayah yang mungkin dipasok senjata oleh Rusia dengan cara ini, ia mengatakan tidak.

"Ini adalah pernyataan yang sangat penting dan sangat transparan, bahwa pasokan senjata yang akan ditembakkan kepada kami tidak dapat berjalan tanpa konsekuensi, dan konsekuensi tersebut pasti akan datang," tegasnya.

Diketahui, Washington melarang Kyiv menyerang wilayah Rusia dengan ATACMS, yang memiliki jangkauan hingga 186 mil (300 km), dan senjata jarak jauh lain yang dipasok AS.