JAKARTA - Keluarga Hai Shaulian menyebut kematian aktivitas anti-vaksin COVID-19 Israel tersebut bisa dihindari, jika dirinya mau menerima vaksin COVID-19.
Hai Shaulian, seorang aktivis Israel yang terkenal melawan vaksin virus corona, meninggal pada Senin pagi di Wolfson Medical Center di Holon karena virus corona.
Saudara laki-lakinya, Avi Shaulian dalam wawancara dengan N12 seperti mengutip dari The Jerusalem Post 15 September mengatakan, pihak keluarga berduka atas kematian saudaranya yang menolak untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19.
"Dia bisa saja melihat anak-anaknya menikah, cucunya menikah. Dia terlalu keras kepala," kata Avi tentang Hai.
"Ibuku hancur, keluarga terkoyak. Selamatkan hidup Anda, pikirkan keluarga Anda, orang tua, anak-anak," sambungnya.
Ketika ditanya apakah dia mencoba meyakinkan saudaranya untuk mendapatkan vaksin COVID-19, Shaulian mengatakan, dia mencoba meyakinkannya, tetapi tidak ada cara untuk mengubah pikirannya.
"Dia menolak untuk diberi ventilator. Sampai hari terakhir, dia percaya bahwa jalannya adalah jalan yang benar. Kami mencoba menjelaskannya kepadanya dalam banyak argumen yang kami miliki," ungkapnya.
BACA JUGA:
Dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial oleh Hai Shaulian ketika dia dirawat di rumah sakit di Wolfson Medical Center di Holon, Israel, Shaulian menangis dan meminta semua orang Israel yang tidak divaksinasi untuk divaksinasi.
"Saya terhubung ke mesin oksigen yang tanpanya saya mati lemas. Jika saya melepaskannya dan berjalan tiga meter, saya pingsan. Saya batuk keras dan merasa sangat mati lemas," tuturnya.
"Saya menghargai Anda, tetapi Anda harus mengakui kesalahan Anda. Kamu masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki dan menyelamatkan dirimu sendiri. Hindari penderitaan orang yang Anda cintai. Kita hanya punya satu jiwa, jagalah dengan sebaik-baiknya," Shaulian memohon.