Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan pada Hari Minggu, Israel akan menawarkan dosis keempat vaksin COVID-19 kepada orang lanjut usia (Lansia) di atas 60 tahun dan kepada staf medis, seiring dengan lonjakan infeksi varian Omicron.

Israel pekan lalu menyetujui dosis keempat vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer/BioNTech, booster kedua, untuk orang-orang yang kekebalannya terganggu dan orang tua yang tinggal di panti jompo.

"Kami sekarang memiliki lapisan pertahanan baru," jelas PM Bennett dalam konferensi pers yang disiarkan televisi seperti mengutip Reuters 3 Januari.

"Israel sekali lagi akan memelopori upaya vaksinasi global," lanjutnya, menambahkan pejabat tinggi medis pemerintah Israel, yang persetujuannya diperlukan untuk memperluas kampanye pendorong, telah menandatangani langkah terbaru.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Nachman Ash mengatakan Israel dapat mencapai kekebalan kelompok ketika infeksi varian Omicron meningka, serta pil anti-virus molnupiravir Merck&Co., disetujui untuk digunakan pada pasien COVID-19 di atas 18 tahun.

Kekebalan kawanan adalah titik di mana suatu populasi dilindungi dari virus, baik melalui vaksinasi atau oleh orang-orang yang telah mengembangkan antibodi dengan tertular penyakit.

Varian Omicron yang sangat menular telah menyebabkan gelombang kasus virus corona, dengan infeksi di seluruh dunia mencapai rekor tertinggi, dengan rata-rata lebih dari satu juta kasus terdeteksi setiap hari antara 24 dan 30 Desember, data Reuters menunjukkan.

Kematian, bagaimanapun, belum meningkat ke tingkat yang sama, meningkatkan harapan bahwa varian baru kurang mematikan, pandangan Bennett juga digaungkan dalam menggambarkan booster kedua sebagian besar sebagai upaya untuk mencegah penyakit serius di kalangan orang tua.

Kasus harian di Israel diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi dalam tiga minggu mendatang. PM Bennett mengatakan, hingga 50.000 orang mungkin segera terinfeksi setiap hari. Sementara, kelayakan untuk pengujian dapat diperketat untuk membantu meringankan antrean panjang di stasiun pengujian.

"Angka (infeksi) harus sangat tinggi untuk mencapai kekebalan kelompok. Ini mungkin tetapi kami tidak ingin mencapainya melalui infeksi, kami ingin itu terjadi karena banyak orang yang divaksinasi," paparnya Ash kepada Radio 103 FM

Terpisah, Kepala Gugus Tugas Virus Corona Kementerian Kesehatan Salman Zarka mengatakan, herd immunity masih jauh dari terjamin, karena pengalaman selama dua tahun terakhir menunjukkan beberapa pasien COVID-19 yang sembuh kemudian terinfeksi kembali.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Israel mengatakan sekitar 60 persen dari 9,4 juta penduduknya telah divaksinasi penuh, hampir semuanya dengan vaksin Pfizer-BioNTech, yang berarti mereka telah menerima tiga dosis atau baru saja mendapatkan yang kedua.

Tapi, ratusan ribu dari mereka yang memenuhi syarat untuk inokulasi ketiga sejauh ini belum mengambilnya.

Selama 10 hari terakhir, infeksi harian meningkat lebih dari empat kali lipat. Kasus yang parah juga meningkat, tetapi pada tingkat yang jauh lebih rendah, meningkat dari sekitar 80 menjadi sekitar 100.