JAKARTA - Pejabat kesehatan Amerika Serikat pada Hari Selasa mengesahkan dosis penguat COVID-19 kedua, menggunakan dua jenis vaksin yang paling umum digunakan untuk orang berusia 50 dan lebih tua, mengutip data yang menunjukkan berkurangnya kekebalan dan risiko yang ditimbulkan oleh varian Omicron.
Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) mengatakan, booster kedua menggunakan vaksin Pfizer dan Moderna, diberikan setidaknya empat bulan setelah dosis sebelumnya. Tujuannya, memberikan lebih banyak perlindungan terhadap penyakit parah dan rawat inap.
FDA juga mengizinkan dosis booster kedua vaksin untuk orang yang lebih muda dengan sistem kekebalan yang lemah, mereka yang berusia 12 tahun atau lebih untuk vaksin Pfizer/BioNTech, sementara vaksin moderna untuk mereka yang berusia 18 atau lebih.
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mendukung otorisasi FDA, merekomendasikan suntikan tambahan, terutama untuk orang tua dan mereka yang memiliki kondisi medis mendasar, menyebabkan mereka memiliki risiko yang lebih tinggi.
Keputusan untuk menawarkan booster kedua di Amerika Serikat muncul, karena beberapa ilmuwan telah menyuarakan keprihatinan tentang subvarian BA.2 Omicron yang sangat menular dan dominan baru, yang telah mendorong kasus COVID-19 di negara lain.
"Jika itu adalah kerabat saya, saya akan mengirim mereka keluar untuk melakukan ini (mendapatkan booster)," uajr pejabat tinggi FDA Dr. Peter Marks selama konferensi pers untuk mendapatkan suntikan booster, melansir Reuters 30 Maret.
"COVID-19 memiliki efek buruk yang sangat tidak proporsional pada orang berusia 65 tahun ke atas, serta mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbid)," tandasnya.
Diketahui, kasus infeksi COVID-19 di Amerika Serikat telah turun tajam sejak rekor lonjakan pada Januari, tetapi telah melihat sedikit peningkatan selama seminggu terakhir, menurut data CDC.
Lebih jauh, Marks mengatakan FDA akan segera mempertimbangkan manfaat dari otorisasi dosis booster lainnya, mungkin secara khusus ditargetkan untuk memerangi varian baru yang menjadi perhatian, ke populasi yang lebih luas setelah musim panas.
"Mungkin ada kebutuhan bagi orang-orang untuk mendapatkan booster tambahan di musim gugur, bersama dengan kampanye booster yang lebih umum, jika itu terjadi, karena kami mungkin perlu beralih ke cakupan varian yang berbeda," paparnya.
FDA mengatakan melihat data dari uji klinis yang relatif kecil dan sedang berlangsung di Israel, untuk membantu membuat keputusan. Selain itu, data keamanan dari lebih dari 700.000 orang yang menerima booster kedua di Israel, tidak mengungkapkan kekhawatiran baru, kata badan tersebut.
"Tidak jelas apakah sekarang waktu yang tepat bagi orang untuk mendapatkan dosis keempat," tukas Dr. William Moss, direktur eksekutif Pusat Akses Vaksin Internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg.
Jika ada lonjakan kasus di akhir musim gugur atau awal musim dingin, seperti yang biasa terjadi pada virus pernapasan dan influenza, mungkin diperlukan peningkatan tambahan, katanya. Antibodi penetral tubuh yang didorong oleh booster keempat yang diberikan sekarang, mungkin menurun hanya dalam beberapa bulan, katanya.
Juga tidak jelas apakah orang muda yang sehat akan membutuhkan suntikan keempat. Studi terhadap petugas kesehatan Israel yang dikutip oleh FDA menyarankan, dosis keempat menambahkan sedikit perlindungan tambahan pada kelompok usia.
BACA JUGA:
Terpisah, pejabat administrasi Presiden Biden mengatakan Pemerintah AS saat ini memiliki dosis vaksin yang cukup, untuk memenuhi permintaan suntikan booster lainnya pada orang Amerika yang lebih tua, bahkan ketika dana untuk respons pandemi AS hampir habis.
Mereka mengatakan, kecuali Kongres menyetujui lebih banyak pengeluaran, pemerintah kemungkinan tidak akan mampu membayar untuk inokulasi di masa depan, jika diperlukan, terutama jika vaksin perlu didesain ulang untuk menargetkan varian baru.
Untuk diketahui, sekitar dua pertiga orang Amerika yang divaksinasi penuh di atas usia 65 tahun, serta lebih dari setengah orang berusia antara 50 dan 64 tahun telah mendapatkan dosis booster pertama mereka sejauh ini.