Bagikan:

JAKARTA - Israel telah mengumumkan akan menawarkan dosis keempat vaksin COVID-19 di tengah melonjaknya kasus infeksi COVID-19, serta kematian pertama terkait varian Omicron.

Dosis keempat ini rencananya akan diprioritaskan untuk petugas kesehatan serta orang yang berusia lebih dari 60 tahun. Israel bisa menjadi negara pertama yang memberikan dosis keempat, setelah sebelumnya menjadi yang pertama memberikan dosis ketiga.

Sebuah panel ahli Kementerian Kesehatan merekomendasikan suntikan keempat pada Selasa malam, sebuah keputusan yang dengan cepat disambut oleh Perdana Menteri Naftali Bennett sebagai "berita bagus yang akan membantu kita mengatasi gelombang Omicron yang menyebar ke seluruh dunia."

"Warga Israel adalah yang pertama di dunia yang menerima dosis ketiga dari vaksin Covid-19 dan kami terus merintis dengan dosis keempat juga," ujarnya dalam sambutan yang disampaikan oleh kantornya, mengutip Al Jazeera 22 Desember.

Kementerian Kesehatan Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, orang yang kekurangan kekebalan juga akan memenuhi syarat untuk suntikan keempat, yang katanya dapat diberikan kepada mereka, orang tua dan tim medis setidaknya empat bulan setelah suntikan ketiga.

Keputusan itu menyusul kematian pertama yang diketahui di Israel dari seorang pasien dengan varian Omicron. Sebuah rumah sakit Israel pada Hari Selasa mengkonfirmasi kematian itu, tetapi mengatakan dia menderita sejumlah kondisi serius yang sudah ada sebelumnya.

Sementara, Pusat Medis Soroka di Beersheba mengatakan pria berusia 60-an itu meninggal pada Senin, dua minggu setelah dia dirawat di bangsal virus corona.

Sebuah pernyataan rumah sakit mengatakan pasien menderita berbagai penyakit serius.

"Mobiditasnya terutama berasal dari penyakit yang sudah ada sebelumnya dan bukan dari infeksi pernapasan yang timbul dari virus corona," terang rumah sakit.

Pada Hari Selasa, Kementerian Kesehatan mengatakan setidaknya ada 340 kasus varian Omicron yang diketahui di Israel.

Sementara, Israel minggu ini telah memperluas larangan bepergian ke negara-negara termasuk Amerika Serikat, Jerman, Italia, Turki, dan Kanada untuk mencoba mengekang penyebaran virus.

Selain itu, Israel juga mengeluarkan pembatasan makan di pusat perbelanjaan dan menginstruksikan bahwa anak-anak di masyarakat dengan morbiditas tinggi dan tingkat vaksinasi rendah harus belajar dari rumah.

Ketentuan ini termasuk mengurangi kehadiran di kantor hingga 50 persen bagi karyawan sektor publik untuk mendorong lebih banyak pekerjaan jarak jauh.

Terpisah, Menteri Pertahanan Benny Gantz memerintahkan Komando Depan Militer untuk mempersiapkan kemungkinan 5.000 kasus baru per hari, kata kantornya.

Untuk diketahui, lebih dari 4,1 juta orang Israel telah menerima tiga dosis vaksin virus corona di negara berpenduduk sekitar 9,3 juta orang itu.

Adapun tingkat inokulasi tetap rendah di kalangan remaja dan anak-anak. Kurang dari satu persen anak-anak berusia lima hingga 11 tahun telah menerima satu suntikan virus corona.