Telepon Kanselir Olaf Scholz, Presiden Xi Jinping Harap Jerman Mampu Stabilkan Hubungan China - Uni Eropa
Presiden China Xi Jinping. (Wikimedia Commons/Palácio do Planalto)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden China Xi Jinping berbicara di telepon dengan Kanselir baru Jerman Olaf Scholz pada Hari Selasa, di mana kedua pemimpin berjanji untuk mewarisi dan memajukan persahabatan dan kerja sama China-Jerman, memelihara komunikasi yang erat tentang isu-isu strategis dan bersama-sama membela multilateralisme dalam urusan internasional.

Ini adalah percakapan pertama antara kedua pemimpin setelah Scholz secara resmi menjabat pada 8 Desember, menandai berakhirnya 16 tahun Angela Merkel sebagai pemimpin.

Presiden Xi menekankan, kerja sama China - Jerman adalah pelopor kerja sama China - Uni Eropa dan melihat ke depan hingga 50 tahun mendatang, kedua negara harus mengambil pandangan global dan jangka panjang, terus maju dan berjuang untuk pengembangan baru hubungan bilateral.

Selain itu, Presiden Xi meminta kedua belah pihak untuk mempromosikan kerja sama timbal balik dalam sikap aktif dan pragmatis, secara aktif mengeksplorasi bidang kerja sama baru seperti energi baru, ekonomi hijau dan digital, dan melepaskan potensi pertumbuhan perdagangan jasa.

"Kami menyambut perusahaan Jerman untuk memanfaatkan keunggulan mereka dan memanfaatkan peluang baru yang dibawa oleh keterbukaan China. Kami juga berharap Jerman akan menyediakan lingkungan bisnis yang adil bagi perusahaan China di Jerman," ujar Presiden Xi mengutip Global Times 21 Desember.

"Jerman merupakan simpul penting dalam China - Europe Railway Express. Saya percaya peningkatan kerja sama antara China dan Jerman dalam kerangka Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) akan menguntungkan negara-negara di sepanjang rute dan mempromosikan konektivitas benua Eurasia," sambungnya.

Presiden China juga menyerukan penyelesaian masalah sengket regional melalui dialog, dan dengan tegas menentang tindakan hegemonik dan mentalitas Perang Dingin dalam segala bentuk.

"Diharapkan Jerman akan terus memainkan peran positif dalam menstabilkan hubungan China - Uni Eropa, menyuntikkan stabilitas dan energi positif ke dalam hubungan China - Uni Eropa," harapnya.

olaf scholz
Kanselir Jerman Olaf Scholz. (Wikimedia Commons/Michael Lucan)

Sementara itu, Kanselir Scholz mengatakan dia memiliki ingatan baru tentang pertukaran sebelumnya dengan Xi dan siap untuk meneruskan persahabatan dan kerja sama antara Jerman dan China.

Dia juga menekankan tiga pilar pembangunan bilateral, hubungan perdagangan dan investasi yang sehat, kerja sama yang erat dalam menangani perubahan iklim dan COVID-19, dan komunikasi yang lancar tentang isu-isu regional seperti situasi Afghanistan dan masalah nuklir Iran.

Jerman ingin menjadikan peringatan 50 tahun pembentukan hubungan diplomatik tahun depan sebagai kesempatan untuk mengadakan putaran baru konsultasi yang sukses antara kedua pemerintah, memperkuat kerja sama praktis dalam energi bersih, ekonomi digital dan layanan, kata Scholz.

Ia menambahkan, Jerman berharap Perjanjian Investasi UE-China akan dilaksanakan lebih awal dan bahwa Jerman bersedia bekerja sama dengan China untuk bersama-sama mempertahankan multilateralisme dalam urusan internasional.

Untuk diketahui, Kanselir Scholz pertama bertemu dengan Presiden Xi Jinping pada 2017 ketika pemimpin China itu menghadiri KTT Kelompok 20 di Hamburg, Jerman. Sebagai menteri keuangan, ia mengundang Wakil Perdana Menteri Liu He ke Hamburg Summit pada November 2018. Scholz juga mengunjungi China pada awal 2019.