Minta Warganya Segera Vaksinasi Hadapi Varian Omicron, Presiden Biden: Pilihan Anda Jadi Pembeda Hidup atau Mati
Ilustrasi vaksinasi COVID-19 di Amerika Serikat. (Wikimedia Commons/Petty Officer 3rd Class MacAdam Weissman/Joint Region Marianas)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meminta warganya untuk segera menuntaskan atau menerima vaksinasi COVID-19, untuk memerangi varian Omicron yang tengah melanda dunia dengan negara-negara Eropa mempertimbangkan untuk memberlakukan pembatasan baru.

Infeksi Omicron berlipat ganda di seluruh Eropa, Amerika Serikat dan Asia, termasuk di Jepang, di mana satu kelompok kasus COVID-19 di pangkalan militer telah berkembang menjadi setidaknya 180.

"Jika Anda tidak sepenuhnya divaksinasi, Anda punya alasan kuat untuk khawatir," ujar Presiden Biden di Gedung Putih, di mana ia mengumumkan rencana untuk membeli 500 juta tes cepat COVID-19 untuk dibagikan secara gratis kepada orang Amerika yang memintanya mulai Januari mendatang, mengutip Reuters 22 Desember.

Dengan nada tegas tentang risiko satu dari empat orang dewasa Amerika yang masih belum divaksinasi, dia berkata: "Pilihan Anda bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati."

Selain itu, Presiden Biden juga mengaktifkan sekitar 1.000 personel medis militer untuk mendukung rumah sakit yang sudah kewalahan.

Untuk diketahui, varian Omicron sekarang menyumbang 73 persen dari semua kasus baru COVID-19 di Amerika Serikat, naik dari kurang dari 1 persen sebelumnya pada awal bulan.

Terpisah, Hans Kluge, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa mengatakan pada konferensi pers di Wina, dalam beberapa minggu varian Omicron akan mendominasi di lebih banyak negara di kawasan itu, "mendorong sistem kesehatan yang sudah membentang lebih jauh ke tepi jurang."

"Kita bisa melihat badai lain datang," ujar Kluge.

Jerman, Skotlandia, Irlandia, Belanda, dan Korea Selatan termasuk di antara negara-negara yang telah menerapkan kembali penguncian sebagian atau penuh atau langkah-langkah jarak sosial lainnya dalam beberapa hari terakhir.

Hingga Selasa, varian tersebut telah dikonfirmasi di 106 negara, menurut WHO, setelah pertama kali terdeteksi bulan lalu di Afrika selatan dan Hong Kong.

Tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya masih belum jelas, tetapi WHO memperingatkan penyebarannya lebih cepat daripada varian Delta dan menyebabkan infeksi pada orang yang sudah divaksinasi atau yang telah pulih dari penyakit COVID-19.

Untuk diketahui, lebih dari 274 juta orang telah dilaporkan terinfeksi virus corona secara global sejak pandemi dimulai hampir dua tahun lalu. Lebih dari 5,65 juta orang telah meninggal.