Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Jakarta, Wagub Minta Warga Pastikan Sudah Vaksin Booster
ILUSTRASI UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Telah ditemukan kasus COVID-19 pada subvarian Omicorn BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Varian ini dikhawatirkan berpotensi menimbulkan lonjakan kasus COVID-19.

Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta warganya memastikan untuk melaksanakan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau booster, selain tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Sebaiknya tetap menjaga jarak, cuci tangan, kemudian juga yang tidak kalah penting menggunakan masker, juga dibersihkan ventilasi udara, dijaga kesehatan, kekebalan, dan yang paling utama adalah pastikan seluruh warga Jakarta sudah mendapatkan vaksin yang ketiga atau booster," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 13 Juni.

Riza mengatakan masyarakat perlu mawas diri atas munculnya varian baru Omicron ini. Sebab, kini pemerintah telah melonggarkan sejumlah kegiatan dan Jakarta telah memasuki PPKM Level 1.

"Yang paling penting masyarakat sekarang kita hidup sudah seperti normal kembali, bekerja, belajar, beraktivitas. Kami minta tetap laksanakan protokol kesehatan. Semua itu kesadaran warga itu sendiri," ujar Riza.

Sebagaimana diketahui, subvarian BA.4 dan BA.5 pertama kali dilaporkan terdeteksi di Indonesia pada 6 Juni 2022. Berdasarkan pencatatan per tanggal 10 Juni, terdapat 8 kasus yang terdiri dari 2 kasus BA.4 dan 6 kasus BA.5.

Dari 8 temuan, terdapat 4 kasus yang terdeteksi di Jakarta dengan 3 kasus transmisi lokal dan 1 kasus yang merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Sementara, 4 kasus lainnya dideteksi di Bali dengan 1 kasus transmisi lokal dan 3 kasus PPLN peserta delegasi The Global Platform for Disaster Risk Reduction.

Kasus subvarian BA.4 dan BA.5 yang telah ditemukan di Indonesia ini rata-rata memiliki gejala ringan dan tidak bergejala. Namun, ada satu kasus transmisi lokal BA.5 yang bergejala sedang seperti batuk, sesak napas, sakit kepala, lemas, mual, muntah, dan nyeri abdomen.

Disebutkan, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 bisa mengakibatkan kenaikan kasus COVID-19 lantaran karakteristik virus ini lebih mampu menghindar dari kekebalan tubuh dari vaksinasi dan infeksi alami.

Varian Omicron BA.4 dan BA.5 juga lebih mudah menginfeksi terutama pada orang yang belum divaksinasi. Meski lebih menular dari varian Omicron sebelumnya, sampai saat ini tidak ada indikasi yang menyatakan bahwa varian ini lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya.