Akui Turki Lebih Banyak Mengalami Serangan Teroris, Bahkan Dibanding Irak dan Suriah, Sekjen NATO: Kita Harus Tanggapi Serius
Sekjen NATO Jens Stoltenberg. (Wikimedia Commons/U.S. Department of State)

Bagikan:

JAKARTA - Turki memiliki 'keprihatinan yang sah' atas terorisme dan masalah lain yang perlu ditanggapi dengan serius, kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

Ankara mengatakan tidak akan mendukung Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO kecuali jika mengubah kebijakannya untuk mendukung militan Kurdi, yang dicap sebagai teroris.

Stoltenberg mengatakan bersama Presiden Finlandia Sauli Niinisto, "tidak ada sekutu NATO lain yang menderita lebih banyak serangan teroris daripada Turki" dan menunjuk ke lokasinya, di samping tetangga termasuk Irak dan Suriah.

"Ini adalah kekhawatiran yang sah. Ini tentang terorisme, ini tentang ekspor senjata," ujarnya melansir The National News 13 Juni.

“Kita harus mengatasi masalah keamanan semua sekutu, termasuk kekhawatiran Turki tentang kelompok teroris PKK (Partai Pekerja Kurdistan)."

Diketahui, Sekjen NATO Jens Stoltenberg menemui Presiden di kediaman musim panas kepresidenan Finlandia, Kultaranta di Finlandia barat.

Sebelumnya, perang Rusia di Ukraina mendorong Finlandia dan Swedia untuk mendaftar bergabung dengan NATO pada Mei setelah puluhan tahun non-blok militer.

Tetapi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh negara-negara Nordik mendukung militan Kurdi yang dianggap oleh Turki sebagai teroris, memilih langkah untuk memveto masuknya mereka ke dalam aliansi beranggotakan 30 orang.

“Ketika sekutu kunci vital seperti Turki mengangkat keprihatinan tentang terorisme, maka tentu saja kita harus duduk dan menanggapinya dengan serius. Dan itulah tepatnya yang kami lakukan," tukas Stoltenberg.

Tuntutan dari Ankara ke Helsinki dan Stockholm juga termasuk mencabut pembatasan ekspor senjata ke Turki, serta mengekstradisi anggota organisasi Kurdi tertentu yang menentang Pemerintah Erdogan.

Dalam beberapa minggu terakhir, Sekjen NATO telah berusaha untuk menyelesaikan perselisihan tersebut, tetapi dia tidak mengungkapkan pada Hari Minggu apakah ada kemajuan yang telah dibuat.

Stoltenberg akan menghadiri panel diskusi tahunan di Kultaranta, Finlandia, pada Minggu malam dengan politisi Finlandia dan Nordik, pakar kebijakan luar negeri dan keamanan, serta perwakilan militer.

Rencananya, Stoltenberg akan mengunjungi Swedia pada Hari Senin untuk berbicara dengan Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson.