Kolonel Garda Revolusi Tewas Dibunuh, Iran Tangkap Anggota Jaringan Intelijen Israel
Ilustrasi militer Iran. (Wikimedia Commons/Reza Dehshiri)

Bagikan:

JAKARTA - Pasukan elite Iran, Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) mengumumkan salah satu perwiranya, Kolonel Sayad Khodai, tewas dalam pembunuhan yang jarang terjadi di ibu kota Teheran, pada Hari Minggu

Khodai adalah 'salah satu pembela kuil', kantor berita semi-resmi Tasnim melaporkan, merujuk pada personel militer atau penasihat yang menurut Iran berperang atas namanya, untuk melindungi situs-situs Syiah di Irak atau Suriah dari kelompok-kelompok seperti ISIS.

Dua orang dengan sepeda motor menembaki Khodai, Tasnim melaporkan, mengutip sumber informasi, seperti melansir Reuters 23 Mei.

Sementara, kantor berita semi-resmi ISNA melaporkan anggota jaringan dinas intelijen Israel telah ditemukan dan ditangkap oleh IRGC. Kantor Perdana Menteri Israel, yang mengawasi badan intelijen Mossad, menolak mengomentari peristiwa di Teheran.

"Musuh bebuyutan dari sistem suci Republik Islam Iran sekali lagi menunjukkan sifat jahat mereka, dengan pembunuhan dan kesyahidan salah satu anggota pasukan IRGC," kecam juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.

Setidaknya enam ilmuwan dan akademisi Iran telah terbunuh atau diserang sejak 2010, Beberapa dari mereka diserang oleh penyerang yang mengendarai sepeda motor, dalam insiden yang diyakini menargetkan program nuklir Iran yang disengketakan, yang menurut Barat bertujuan untuk memproduksi bom.

Iran menyangkal hal ini, mengatakan program nuklirnya memiliki tujuan damai, dan mengecam pembunuhan tersebut sebagai tindakan terorisme yang dilakukan oleh badan intelijen Barat dan Mossad. Israel telah menolak mengomentari tuduhan tersebut.

Diketahui pada Bulan April, Kementerian intelijen Iran mengatakan telah menangkap tiga mata-mata Mossad dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita semi-resmi Fars.

Iran telah mengirim pejuang ke Suriah sejak tahap awal perang saudara untuk mendukung sekutunya, Presiden Bashar al-Assad, melawan pemberontak Sunni. Para 'pembela kuil' juga termasuk sukarelawan Afghanistan dan Pakistan.