JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron bergerak cepat untuk memperbaiki hubungan kedua negara, dengan Paris setuju untuk mengirim kembali duta besarnya kembali bertugas di Washington.
Pada saat yang sama, Gedung putih juga mengakui kesalahan dalam menengahi kesepakatan bagi Australia untuk membeli kapal selam Amerika Serikat daripada Prancis, tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan Paris.
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah berbicara selama 30 menit di telepon, kedua pemimpin sepakat untuk meluncurkan konsultasi mendalam untuk membangun kembali kepercayaan, dan bertemu di Eropa pada akhir Oktober.
Mereka mengatakan, Washington telah berkomitmen untuk meningkatkan dukungan terhadap operasi kontra-terorisme di Sahel yang dilakukan oleh negara-negara Eropa, yang menurut pejabat Amerika Serikat berarti kelanjutan dukungan logistik daripada mengerahkan pasukan khusus.
Seruan Presiden Biden ke Presiden Macron adalah upaya untuk memperbaiki hubungan kedua negara, setelah Prancis menuduh Amerika Serikat menikamnya dari belakang ketika, Australia membatalkan kontrak senilai 40 miliar AS untuk kapal selam Prancis konvensional, dan memilih kapal selam nuklir yang akan dibangun dengan teknologi AS dan Inggris.
Marah dengan kesepakatan AS, Inggris dan Australia, Prancis menarik duta besarnya dari Washington dan Canberra.
"Kedua pemimpin sepakat, situasi akan diuntungkan dari konsultasi terbuka di antara sekutu mengenai hal-hal yang menjadi kepentingan strategis bagi Prancis dan mitra Eropa kami," sebut pernyataan bersama AS dan Prancis, mengutip Reuters 23 September.
"Presiden Biden menyampaikan komitmennya yang berkelanjutan dalam hal itu," sambung pernyataan tersebut.
Terpisah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, berinteraksi untuk pertama kalinya sejak krisis kapal selam, melakukan pertemuan di sela-sela pertemuan PBB, sebut seorang pejabat.
Kedua diplomat top itu kemungkinan akan mengadakan pertemuan bilateral terpisah pada Hari Kamis.
"Kami berharap mereka akan memiliki waktu bersama secara bilateral besok," sebut pejabat itu, menambahkan Washington 'sangat menyambut baik' keterlibatan mendalam Prancis dan Uni Eropa di Indo-Pasifik.
BACA JUGA:
Sebelumnya pada Hari Rabu, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki menggambarkan panggilan telepon tersebut "ramah" dan terdengar penuh harapan untuk meningkatkan hubungan.
"Presiden telah melakukan panggilan telepon yang bersahabat dengan Presiden Prancis, di mana mereka sepakat untuk bertemu pada Oktober dan melanjutkan konsultasi erat dan bekerja sama dalam berbagai masalah," ungkapnya kepada wartawan.
Ditanya apakah Biden meminta maaf kepada Macron, dia berkata: "Dia mengakui bahwa mungkin ada konsultasi yang lebih besar."