Meski Presiden Biden Hina Presiden Putin, Kremlin Sebut Dialog AS-Rusia Tetap Diperlukan Dalam Berbagai Hal untuk Dunia
(ki-kak) Menlu AS Antony Blinken, Presiden Joe Biden, Presiden Vladimir Putin dan Menlu Rusia Sergei Lavrov saat pertemuan di Jenewa, Swiss (Wikimedia Commons/White House)

Bagikan:

JAKARTA - Penghinaan pribadi Presiden Amerika Serikat Joe Biden kepada timpalannya dari Rusia Vladimir Putin, memiliki dampak negatif pada hubungan antara kedua negara, sebut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Kendati demikian, Dmitry Peskov mengatakan dialog antara Moskow dan Washington tetap diperlukan dalam berbagai hal, yang menurutnya demi kepentingan seluruh dunia.

"Penghinaan pribadi tidak bisa tidak meninggalkan jejak mereka pada hubungan antara kepala negara. Terutama penghinaan pribadi, yang secara umum seharusnya tidak memiliki tempat dalam retorika kepala negara," kata juru bicara Kremlin, dikutip dari TASS 30 Maret.

"Tentu saja, faktor ini memiliki dampak negatif," sambung Peskov.

Namun demikian, lanjut Peskov, "dialog antara Rusia dan Amerika Serikat diperlukan dalam hal apa pun."

"Hal ini diperlukan tidak hanya untuk kepentingan kedua negara kita, tetapi juga untuk kepentingan seluruh dunia. Dengan satu atau lain cara, cepat atau lambat kita harus membicarakan masalah stabilitas strategis, keamanan, dan sebagainya," papar Peskov.

"Dengan kata lain, isu-isu itu hanya bisa dan harus kita (Amerika Serikat dan Rusia) yang diskusikan," sambungnya.

Beginilah cara juru bicara Kremlin menjawab pertanyaan tentang apakah Putin melihat perlunya bertemu dengan Biden, dan apakah dia berminat untuk berbicara setelah penghinaan terhadap pidatonya.

Sebelumnya, Presiden AS sendiri mengatakan dia tidak mengesampingkan kemungkinan pertemuan tatap muka baru dengan Presiden Rusia, tetapi mengatakan prospek mengatur pembicaraan potensial tergantung pada agenda mereka.

Diketahui, Presiden Biden belakangan melontarkan sejumlah sebutan 'pedas' terhadap Presiden Putin selama invasi Rusia ke Ukraina, yang berpotensi memperuncing hubungan kedua negara, menjadi sorotan sejumlah pihak.

Terbaru, Presiden Biden sempat menyebut Presiden Putin tidak dapat tetap berkuasa, serta menyebutnya sebagai tukang jagal, saat berkunjung ke Polandia. Sebelumnya, Ia juga sempat menyebut Presiden Putin sebagai penjahat perang.

Peskov menyayangkan lontaran ucapan Presiden Biden, menilai tidak pantas dan seharusnya pemimpin negara mampu mengendalikan emosi. Sementara, Duta Besar AS di Moskow John Sullivan sempat dipanggil Kementerian Luar Negeri Rusia pekan lalu.

Gedung Putih, Menlu AS, diplomat hingga politisi AS juga berusaha meredam buntut dari pernyataan Presiden Biden. Ada pun sejumlah politisi Barat, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron hingga PBB dn Uni Eropa juga angkat bicara mengenai hal ini.