Bagikan:

JAKARTA - Singapura mencatat rekor tertinggi 182 kasus baru virus corona yang ditularkan secara lokal pada Selasa 20 Juli, termasuk 142 kasus yang terhubung ke klaster yang berkembang terkait dengan Pelabuhan Perikanan Jurong, serta pasar dan pusat makanan.

Sehingga total kasus di klaster Pelabuhan Perikanan Jurong menjadi 321 kasus.

Ada juga 14 kasus baru yang terkait dengan klaster KTV. Cluster ini memiliki total 207 kasus.

Sebelumnya, rekor tertinggi tercatat pada Senin 19 Juli, di mana ada 163 kasus yang ditularkan secara lokal. Dari 182 kasus yang ditularkan secara lokal, 81 terkait dengan kasus sebelumnya dan sudah dikarantina.

Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, 75 kasus terkait lainnya yang terdeteksi melalui pengawasan, serta 26 kasus baru yang tidak terkait. Ada juga 13 kasus impor yang telah ditempatkan di rumah pemberitahuan (SHN) atau diisolasi pada saat kedatangan di Singapura.

"Sekarang ada 28 pasar dan pusat makanan di mana infeksi telah terdeteksi," kata Menteri Kesehatan Ong Ye Kung pada konferensi pers yang diadakan oleh gugus tugas multi-kementerian penanganan COVID-19 kemarin, mengutip CNA Rabu 21 Juli

Langkah-langkah penanganan COVID-19 akan diperketat lagi mulai Kamis 22 Juli hingga 18 Agutus mendatang, seiring dengan peringatan fase dua (peringatan tertinggi), untuk membendung lonjakan kasus infeksi di kalangan masyarakat.

Menteri Perdagangan dan Industri Gan Kim Yong mengatakan, restoran tidak boleh melayani makan di tempat hanya dapat menawarkan opsi takeaway dan pengiriman selama periode ini.

Sementara, jumlah orang yang boleh melakukan pertemuan dikurangi dari lima menjadi dua. Demikian juga jumlah tamu di rumah yang dikurangi dari lima dibatasi menjadi dua.

Ini adalah hari ketiga berturut-turut Singapura mencatat rekor tertinggi baru dalam jumlah kasus komunitas. Meskipun ini bukan kabar baik Menteri Kesehatan Ong Ye Kung pada konferensi pers yang diadakan secara virtual, menyebut angka ini sudah melambat.

Selain itu, Kementerian Kesehatan merasa prihatin terkait dengan banyaknya penemuan cluster yang terkait dengan Pelabuhan Perikanan Jurong, terutama di pasar basah dan pusat makanan jajanan.

"Ini sangat memprihatinkan, karena dapat mempengaruhi banyak orang di komunitas kami di seluruh pulau," jelasnya.

Kendati kembali ke tindakan pembatasan dinilai seperti kemunduran, namun otoritas Negeri Singa tetap melanjutkan rencana peta jalan untuk hidup dengan endemik COVID-19.

Pengetatan terbaru bertujuan untuk mengulur waktu untuk mencapai target dua pertiga populasi sudah menerima vaksinasi COVID-19 penuh pada Hari Nasional 9 Agustus mendatang, kata Ong, yang mengepalai satuan tugas.

Ketika itu tercapai, Menteri Ong yakin Singapura akan tetap aman meski nantinya akan ada sekitar 100-200 kasus infeksi baru setiap hari.

"Oleh karena itu, setelah berpikir panjang dan keras, kami memutuskan kami harus kembali ke fase dua (peringatan tinggi). Ini paling meresahkan bagi industri dan perusahaan yang terkena dampak, tetapi kami sangat dekat, beberapa minggu lagi, ke tahap di mana kami memiliki dua pertiga atau lebih dari populasi kita divaksinasi penuh sekitar Hari Nasional, dan kemudian (kita akan) dapat dengan lebih meyakinkan beralih ke postur tahan COVID-19," paparnya.

"Sekarang benar-benar bukan waktu untuk mempertaruhkan semuanya. Jadi kita perlu menggigit peluru ini, memutar kembali kegiatan sosial, dan menggunakan waktu ini untuk mendorong melalui upaya vaksinasi," pungkasnya.

Untuk diketahui, melansir Worldometers Rabu 21 Juli, Singapura total kini mencatat 63.440 kasus infeksi, dengan 62 kasus kematian dan sebanyak 62.532 pasien dinyatakan sembuh.