Malaysia Catat Rekor Infeksi COVID-19 Tiga Hari Berturut-turut, Relawan Pemakaman Kewalahan
Ilustrasi pemakaman jenazah pasien COVID-19. (Wikimedia Commons/Behzad Alipour)

Bagikan:

JAKARTA - Relawan COVID-19 di Malaysia khawatir, seiring dengan lonjakan kasus COVID-19 di Negeri Jiran yang membuat mereka harus kerja ekstra dan meningkatkan risiko terpapar virus corona.

Melansir Channel News Asia, Jumat 28 Mei (CNA) Malaysia mencatat kenaikkan kasus infeksi COVID-19 sebanyak 7.857 kasus pada Kamis 27 Mei kemarin. Menjadi hari ketiga berturut-turut rekor pertambahan kasus infeksi. 

Selangor dan Kuala Lummpur menjadi negara bagian penyumbang terbesar pertambahan ini, dengan masing-masing mencatat 2.675 dan 561 kasus. Total Malaysia kini mencatat 541.224 kasus infeksi COVID-19 dengan 2.491 kematian. 

Ini menimbulkan kekhawatiran bagi relawan yang membantu menguburkan para korban COVID-19. Mengenakan perlengkapan pelindung lengkap, relawan yang tergabung dalam Pasukan Manajemen Pemakaman Malaysia biasanya dipanggil oleh rumah sakit, untuk membantu keluarga memberikan penghormatan terakhir mereka dengan cara yang aman.

Muhammad Rafieudin Zainal Rasid, seorang pemuka agama yang mengepalai tim relawan nasional, dikenal sebagai 'pengurus ulama' mengatakan, para relawan saat ini menangani hampir 30 kali lebih banyak jenazah daripada yang mereka lakukan tahun lalu.

Tim relawan telah berkembang menjadi lebih dari 2.000 anggota, tetapi Muhammad Rafieudin mengatakan mereka berjuang untuk mengikutinya.

"Sebelumnya, sekitar satu hingga tiga kasus per bulan, tetapi sekarang kami menangani hingga dua hingga tiga kasus sehari," katanya, merujuk pada hanya satu tim di distrik Kuala Lumpur tempat dia bermarkas, seperti melansir Reuters.

Para relawan berangkat dari rumah sakit ke kamar jenazah untuk mempersiapkan jenazah guna dimakamkan. Sebelumnya, mereka menyalatkan jenazah di pemakaman yang terkadang diikuti oleh anggota keluarga, juga dengan alat pelindung lengkap.

Tetapi karena jumlah kematian akibat virus meningkat di negara mayoritas Muslim tersebut, terkadang sulit untuk menguburkan seluruh jenazah dalam waktu 24 jam seperti yang biasa terjadi dalam Islam.

"Jika ada lebih dari 10 kasus hari ini di pemakaman yang sama, mungkin butuh dua hingga tiga (hari) untuk menyelesaikan semuanya. Kami khawatir risikonya akan lebih berbahaya bagi kami semua yang terpapar (COVID-19), karena kami sedang menangani jenazah," pungkasnya.