G-7 Sebut Varian Omicron Ancaman Terbesar Kesehatan Dunia Saat Ini, Sepakati Dosis Booster
Ilustrasi COVID-19. (Unsplash/Gabriella Clare Marino)

Bagikan:

JAKARTA - Negara-negara Kelompok Tujuh pada hari Kamis (16 Desember) menyebut varian Omicron sebagai "ancaman terbesar saat ini bagi kesehatan masyarakat global", dengan mengatakan kemunculannya berarti lebih penting daripada sebelumnya bagi negara-negara untuk bekerja sama secara erat.

"Sangat prihatin dengan peningkatan kasus, para menteri sepakat bahwa perkembangan ini harus dilihat sebagai ancaman terbesar saat ini bagi kesehatan masyarakat global," kata Inggris, yang saat ini menjadi ketua Kelompok G-7, dalam sebuah pernyataan, mengutip The Straits Times 17 Desember.

"Lebih penting dari sebelumnya untuk bekerja sama secara erat, dan memantau serta berbagi data," tambah pernyataan itu.

Para Menteri Kesehatan G-7 sebelumnya mengadakan pertemuan yang diselenggarakan oleh Inggris, yang tengah mengalami lonjakan kasus infeksi COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir, mencatat jumlah rekor kasus infeksi harian tertinggi Kamis kemarin.

Para menteri berfokus pada akses global ke diagnostik, pengurutan genom, vaksin, dan terapi dalam upaya memerangi penyebaran varian Omicron.

"Mereka juga sepakat tentang peningkatan pentingnya kampanye (vaksin COVID-19 dosis) booster dan pengujian reguler di samping langkah-langkah non-farmasi yang berkelanjutan," sebut pernyataan itu.

Untuk diketahui, Kasus baru COVID-19 di Inggris mencapai rekor tertinggi untuk hari kedua berturut-turut pada Hari Kamis, ketika Kepala Petugas Medis Inggris memperingatkan penerimaan rumah sakit harian juga dapat mencapai puncak baru karena varian Omicron virus corona yang menyebar cepat.

Inggris melaporkan 88.376 kasus infeksi baru, tertinggi sejak awal pandemi dan naik sekitar 10.000 sejak rekor sebelumnya yang ditetapkan pada Rabu.

Mengutip Reuters, lonjakan kasus infeksi harian meningkatkan tekanan pada layanan kesehatan yang berjuang dengan staf yang kewalahan, Kepala Petugas Medis Inggris Chris Whitty mengatakan pada Hari Kamis.