Sebut Varian Omicron Bisa Menjadi Dominan pada Pertengahan Januari, Presiden Komisi Eropa: Saya Sedih
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. (Wikimedia Commons/European Parliament)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala cabang eksekutif Uni Eropa mengatakan pada Hari Rabu, varian Omicron diperkirakan akan menjadi varian virus corona yang dominan di negara-negara Uni Eropa pada pertengahan Januari, di tengah kekhawatiran peningkatan dramatis dalam infeksi akan membuat Eropa diselimuti kesuraman selama musim liburan.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, Uni Eropa sangat siap untuk memerangi varian Omicron dengan 66,6 persen populasi blok telah divaksinasi sepenuhnya.

Pada saat yang sama, von der Leyen menyatakan kekecewaannya pandemi akan kembali mengganggu perayaan akhir tahun, tetapi mengatakan dia yakin Uni Eropa memiliki "kekuatan" dan "sarana" untuk mengatasi COVID-19.

"Seperti banyak dari Anda, saya sedih sekali lagi Natal ini akan dibayangi oleh pandemi," katanya, mengutip AP 15 Desember.

Benua Eropa dapat melihat ke Inggris untuk merasakan apa yang ada di depan saat varian Omicron menyebar.

Von der Leyen mengatakan, Uni Eropa menghadapi tantangan ganda, dengan peningkatan besar-besaran kasus dalam beberapa pekan terakhir karena varian delta dikombinasikan dengan munculnya Omicron.

"Kami melihat peningkatan jumlah orang yang jatuh sakit, beban yang lebih besar pada rumah sakit dan sayangnya, peningkatan jumlah kematian," paparnya kepada anggota parlemen Parlemen Eropa.

Von der Leyen bersikeras, peningkatan infeksi tetap disebabkan "hampir secara eksklusif" pada varian Delta.

"Dan yang saya khawatirkan adalah, kita sekarang (sedang) melihat varian baru Omicron di cakrawala, yang tampaknya bahkan lebih menular," tambahnya.

Menurut analisis data Hari Selasa dari Afrika Selatan, di mana varian baru mendorong lonjakan infeksi, omicron tampaknya lebih mudah menyebar dari orang ke orang dan lebih baik dalam menghindari vaksin, tetapi juga lebih ringan.

Von der Leyen mengatakan, memerangi skeptisisme vaksin adalah kuncinya, terutama di negara-negara anggota UE dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah.

"Karena harga yang akan kita bayar jika masyarakat tidak divaksinasi terus meningkat. Ini juga masalah bagi warga lanjut usia kita, yang sekali lagi Natal ini tidak bisa melihat cucu mereka. Dan itu juga menjadi masalah bagi anak-anak yang sekali lagi tidak bisa bersekolah. Kehidupan macam apa itu?" serunya.

Sementara itu, Kepala Badan Keamanan Kesehatan Inggris, Dr. Jenny Harries, mengatakan, varian Omicron menunjukkan tingkat pertumbuhan yang mengejutkan dibandingkan varian sebelumnya.

"Kesulitannya adalah pertumbuhan virus ini, memiliki waktu penggandaan yang lebih pendek, yaitu dua kali lipat lebih cepat, tumbuh lebih cepat," ungkap Harries kepada komite parlemen pada Hari Rabu.

"Di sebagian besar wilayah di Inggris, sekarang di bawah dua hari. Ketika itu dimulai, kami memperkirakan sekitar empat atau lima," paparnya.

Harries mengatakan varian itu "mungkin merupakan ancaman paling signifikan yang kami miliki sejak awal pandemi."

Untuk diketahui, meningkatnya kasus yang mengkhawatirkan saat musim dingin mendekat dan varian Delta tetap berkeliaran, mendorong banyak pemerintah Eropa untuk menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat karena kematian yang berlebihan meningkat selama musim gugur.